Hari ini saya berkesempatan untuk bertemu kembali dengan seorang pimpinan perbankan di Kalimantan Timur. Seingat saya, ini adalah pertemuan yang ke-3 kalinya dengan beliau. Pertemuan pertama saya adalah ketika persiapan lounching buku beliau yang ke-5 beberapa waktu lalu, dimana saya harus menggali informasi awal tentang sosok beliau. Pertemuan kedua saya justru saat acara berlangsung, dimana saya bertugas untuk mewawancarai beliau secara live saat acara berlangsung.
Selain sebagai Bankir, beliau juga memang dikenal sebagai seorang penulis yang sangat produktif. Dan itu benar2 terbukti. Bayangkan saja, belum sampai setahun dari lounching buku ke-5 beliau, saat ini beliau sudah mempersiapkan bukunya yang ke-8 yang akan terbit awal tahun depan. Maka jadilah pertemuan tadi saya mendapat oleh2 buku beliau yang belum saya punya.
Sejak awal bertemu dan berkenalan, saya dibuat kagum oleh sosok yang satu ini. Penampilannya sederhana, kalau tidak mau dibilang apa adanya. Tidak ada cincin emas bermata besar yang kerap menjadi ciri orang yang punya jabatan, atau jam tangan mewah yang menjadi hiasan di pergelangan tangan. Jika tidak ditemani oleh seorang asisten yang justru tampil rapi lengkap dengan dasi, saya pasti tidak akan menyangka bahwa sosok inilah yang menjadi tokoh sentral acara tersebut.
Bahkan untuk janji pertemuan hari inipun, saya sama sekali tidak mengalami kesulitan yang berarti. Tidak ada prosedur yang berbelit, meski beliau adalah orang dengan jabatan tertinggi di kantornya. Janji pertemuan bahkan kami sepakati hanya lewat comment di status facebook.
Sebenarnya niat saya bertemu beliau adalah untuk menjajaki kemungkinan untuk menjalin kerjasama sebagai sponsor event yang akan saya buat. Namun ternyata obrolan malah lebih banyak ke hobby kami, yaitu menulis. Sejak awal beliau memang telah berpesan agar tidak terlalu banyak berpikir dalam menulis, pokoknya menulis saja sampai habis yang mau ditulis, baru nanti setelah itu baca ulang dan diperbaiki. Kurang lebih itu yang beliau sampaikan saat pertemuan pertama kami. Rumus sederhana yang sangat jitu, terbukti sudah 7 buku yang beliau terbitkan, dan segera terbit yang ke-8.
Pembicaraan kami akhirnya sampai pada pembahasan tentang betapa pentingnya kita meng'asuransi'kan diri kita. Karena dari pengalaman beliau, ternyata yang menjadi kelemahan kebanyakan orang adalah ketidakmampuan memanajemen keuangan atau penghasilan mereka. Kebanyakan orang justru banyak yang menghabiskan penghasilan tanpa sisa, bahkan sebagian lagi ada yang gaya hidupnya melebihi kemampuan. Hal itu menyebabkan kebanyak orang berada dalam kondisi yang kekurangan ketika masa 'pensiun' tiba. Sebagai orang yang cukup lama menggeluti dunia manajemen perbankan, beliau mengingatkan pentingnya untuk investasi, atau yang beliau istilahkan 'asuransi diri'.
"Berapapun pendapatan kita, sisihkan terlebih dahulu untuk 'asuransi diri' kita. Dan itu harus secara rutin & disiplin dilakukan, tanpa ada kata tapi. Nilainya silahkan sesuaikan, tapi itulah satu2 cara agar ketika masa 'pensiun' tiba, tidak ada penyesalan yang kita rasakan", ungkapnya tegas. Dan tahukah anda, emas adalah bentuk 'asuransi diri' yang sangat beliau sarankan. Nah, yang ini off the record ya.... jangan bilang siapa2 (seperti kata tquila).
"Mas ryan jangan melihat saya sebagai pimpinan Bank. Saya juga pernah berada di posisi bawahan, maka saya tahu betul bagaimana rasanya memiliki gaji yang kata orang pas2an. Ketika orang memiliki gaji 2jt, maka dia harus tahu bahwa banyak orang yang bisa hidup dengan gaji hanya 1jt saja, bahkan dengan penghasilan dibawah itu. Maka seberat apapun, meski tidak mudah, kita harus mendisplinkan diri untuk senantiasa membagi penghasilan kita untuk 'asuransi diri' sebagai persiapan 'pensiun'".
Saya tersadar. Apapun profesi dan pekerjaan yang ditekuni, seseorang pasti akan tiba di masa dimana dia sudah tidak lagi produktif. Bisa jadi karena habis masa kerjanya, atau karena namanya sudah tidak lagi berkibar. Pada saat itu, 'asuransi diri' akan sangat membantu ia untuk bertahan menjalani kehidupan. Umur memang rahasia, kita tidak tahu berapa jatah yang Allah berikan pada kita. Namun jika memang usia berlanjut sampai tua, tentunya kita tidak ingin hidup dalam keadaan merana. 'Asuransi diri' adalah alternatif yang bisa kita lakukan agar nantinya bisa menikmati kehidupan masa 'pensiun' kita. Saya yakin banyak pilihan cara yang bisa kita lakukan untuk meng'asuransi'kan diri kita, silahkan saja anda pilih yang terbaik dan sesuai bagi anda.
Obrolan kemudian berlanjut pada topik yang lebih ringan, meski tetap terasa bobotnya. Tentang kegemaran beliau menulis, tentang komentar orang terhadap tulisan2 beliau, tentang anak2 beliau, dan tentunya tentang rahasia2 beliau menulis yang sesungguhnya tidak ada rahasianya. Hehehehe....
Saya akhirnya pamit pada beliau, menyalaminya, lalu melangkah meninggalkan ruangan kerjanya yang luas serta nyaman sambil membawa buku terbaru karya beliau plus banyak pelajaran baru dari sosok yang sederhana dan bersahaja. Saya sempatkan menyapa kedua sekretarisnya yang tersenyum ramah diluar ruangan.
Terimakasih buku barunya ya pak.....
Terimakasih juga untuk pelajaran yang luar biasa hari ini.....
Teteup Semangat !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar