Saat ini di millis TDA sedang ramai membahas acara Milad 3 TDA yang akan dilaksanakan tgl 28 februari dan 1 maret mendatang, mulai dari acara sampai siapa saja yang akan datang sebagai pembicara2nya. Termasuk juga bagaimana dan apa yang harus dilakukan selama 2 hari kegiatan, yang memang sangat padat dan berisi "gading" semuanya. Tapi selain obrolan seputar persiapan dan acara Milad 3 nantinya, di millis juga sedang ramai membahas tentang rasa percaya diri alias PD. Sebenarnya gatel juga pengen ikutan koment tapi gak enak ama senior, ato malah sebenarnya gak PD? hehehehe....
By the way, anyway, busway dilajur one away...
Apa sech sebenarnya rasa percaya diri itu? Lha, yang disebut gak percaya diri itu gemana sech?
Trus gemana supaya rasa percaya diri bisa tumbuh?
Buat ryan, percaya diri adalah perasaan dimana kita merasa nyaman dengan lingkungan dimana kita berada, khususnya dalam hal pergaulan. Rasa percaya diri ini sendiri bisa dibantu oleh pakaian yang sesuai dan tutur kata serta sikap yang sesuai dengan lingkungan pergaulan kita. Nah, kadang kita memang harus menyesuaikan busana yang kita kenakan supaya kita bisa merasa percaya diri. Tapi yang terpenting, kita harus tetap merasa nyaman dengan busana apapun yang kita kenakan. Ada baiknya jika anda akan menghadiri suatu acara, anda mencari info terlebih dahulu tentang kemungkinan busana yang akan dikenakan oleh para tamu. Pada acara tertentu, diundangan biasanya tercantum dress code ato busana yang disaranakan untuk digunakan menghadiri acara. Namun jika tidak terdapat dress code, kita bisa memperkirakan busana undangan dari jenis acara dan siapa yang akan datang.
Tutur kata yang baik juga menjadi salah satu faktor penunjang kita bisa lebih percaya diri. Beruntung sejak kecil ryan suka bergaul dengan siapa saja dan sering diajak bapak untuk ikut dalam pementasan wayang kulit, meskipun hanya duduk dibelakang bapak yang sedang memainkan wayang. Setidaknya dari situ ryan belajar banyak tentang tata bahasa dan tata krama pergaulan, termasuk juga membiasakan diri untuk dipandang oleh banyak orang. Membahas tentang tutur kata yang baik, banyak sahabat yang tidak percaya bahwa ryan adalah seorang yang gagap saat kecil. Lalu apakah sekarang gagapnya sudah hilang? sepertinya gak hilang, cuma tersimpan jauh di dalam dan kadang dalam situasi tertentu masih kerap muncul. Meski tinggal di kota Bontang, bapak tetap dan selalu mengajarkan tradisi dan budaya jawa. Salah satunya adalah penggunaan kata ato bahasa yang berbeda untuk tingkatan usia, sehingga akan tercipta saling menghargai dan menghormati. Untuk berbicara denagn orang yang lebih tua dari kita ato orang yang kita hormati, maka kita harus menggunakan bahas kromo inggil, dst, dll.Ma'af ryan lupa apa aja, tapi yang pasti kita akan dianggap tidak sopan jika menggunakan bahasa jawa sehari-hari ketika kita berbicara dengan orang yang lebih tua ato orang yang seharusnya kita hormati. Ryan yakin begitu juga dalam penggunaan bahasa indonesia, ada kalimat2 yang tidak seharusnya kita gunakan dalam interaksi kita dengan orang yang lebih tua ato orang yang harus kita hormati. Begitu pula dengan intonasi dan keras lembutnya vokal ketika berbicara, juga menjadi faktor orang merasa dihormati ato tidak.
Hal lainnya yang juga menunjang rasa percaya diri adalah kemampuan kita bersikap dan bertingkah laku, khususnya lagi ketika kita menghadiri sebuah acara. Tentunya kita harus bisa membedakan sikap saat berkumpul dengan teman dekat dengan ketika kita berkumpul dengan para relasi. Sebagai contoh, sebaiknya kita berdiri dari kursi tempat duduk kita ketika ada orang yang menghampiri untuk bersalaman dengan kita. Karena jika kita kita tetap dalam posisi duduk ketika menerima uluran tangannya, maka akan memunculkan kesan sombong bagi mereka. Dan tentu saja banyak sikap lain yang harus kita ketahui dan kita pelajari, agar pergaulan kita semakin berkualitas.
Dipelajari?
Yach...semua hal yang ryan sebutkan diatas bisa dipelajari oleh siapapun yang ingin dan mau belajar, baik melalui sekolah2 kepribadian, buku2, sharing dengan rekan anda, ato bahkan melalui praktek langsung di lapangan. Yang selalu saya ingat dari salah satu MC favorit saya, Tantowi Yahya, untuk menjadi seorang pembicara yang baik yang diperlukan adalah 3 hal yaitu latihan, latihan, dan latihan. Itu juga yang ryan rasakan selama ini. Semua ryan pelajari sambil berjalan, sambil terus berlatih, sambil menerima job. hehehehe.....
Salah seorang siswa peserta pelatihan paublick speaking sempat mengajukan pertanyaan sederhana, "bagaimana caranya menghilangkan grogi, ketika akan tampil di depan orang banyak?"
Menurut ryan, grogi tidak akan bisa dihilangkan tapi bisa diminimalisir. Caranya? lawan rasa grogi itu ! jangan mundur karena grogi ato takut. Jadi kalo anda merasa takut dan grogi sebelum menghadiri suatu acara, bertemu dengan banyak orang, ato berbicara di depan orang banyak, yang harus anda lakukan adalah Just Do It ! lakukan saja. Nanti anda akan merasakan sendiri, bahwa rasa takut dan grogi tersebut lama2 akan mengecil dari diri anda dan yang pasti, anda tahu cara mengendalikannya.
Sementara itu saja dulu sharing ryan kali ini. Mo bobo' bentar, buat persiapan tampil di Tepian Channel, TV lokal di kota ryan.
Teteup semangat !!!
30 januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar