"Jika Allah memberikan manusia kehidupan yang abadi,maka setiap orang pasti bisa mewujudkan impian(dunia)nya". Saya sudah tidak ingat pasti kapan dan dimana saya membaca atau mendengar kalimat tersebut. Namun kalimat itu memberikan kesempatan bagi saya untuk lebih banyak melakukan perenungan,khususnya terhadap berbagai usaha saya dalam mewujudkan impian. Kematian adalah sebuah kepastian. Satu hal yang tidak bisa kita tawar ketika saatnya tiba,meskipun anda mencobanya dengan berbagai cara. Meski demikian,sayangnya kematian tidak akan pernah bisa kita pastikan kapan datangannya.
Bagi kebanyakan orang,kematian yang pasti datang meski tidak tahu pasti kapan datangnya ini menjadi motivasi dan alasan kuat bagi mereka untuk senantiasa berbuat dengan penuh semangat untuk mencapai impian dan cita2nya di kehidupan dunia. Mereka akhirnya senantiasa melakukan upaya yang selalu lebih dari kebanyakan orang lainnya,agar impian mereka sesegera mungkin terwujud sebelum kematian datang menjemput. Sayang,,, tidak sedikit orang yang kemudian menjadikan impian dunia ini seakan-akan adalah tujuan hidup yang utama dan segalanya,sehingga mereka bersedia melakukan apapun caranya agar impiannya bisa terwujud,bahkan sampai melanggar batas larangan yang Allah telah tentukan.
Bagi orang seperti ini,impian dunia adalah tujuan hidupnya,dan seakan menjadi sebuah keharusan untuk mewujudkannya,tanpa peduli bagaimana caranya. Berbagai upaya,baik atau tidak baik senantiasa ia lakukan untuk mencapai impiannya. Ia juga tidak peduli siapa yang menjadi korban dan harus dikorbankan. Apakah itu salah? Buat saya ini bukan tentang benar atau salah sahabat,tapi tentang pilihan dalam menjalani kehidupan sebelum ajal menjemput kita.
Saya sendiri pernah disatu kondisi dimana impian itu begitu sangat kuatnya mengikat diri saya,sehingga saya lalai dan lupa pada keluarga (Gapai impianmu dengan bekal restu ibumu),bahkan juga melewati batas larangan Allah. Saya beruntung ketika pada akhirnya seperti tersadar bahwa impian dunia itu sebenarnya bukanlah segala-galanya bagi saya. Impian dunia itu seharusnya adalah hanya sebatas alat bagi saya untuk menjadi sebanyak mungkin manfa'at,agar menjadi pribadi yang beruntung di dunia dan nanti saat di akhirat.
Jika berbicara tentang kematian,maka saya termasuk orang yang percaya bahwa akan ada kehidupan setelah kematian. Akan ada saat dimana saya harus bertanggung jawab atas apapun yang telah saya lakukan selama hidup saya sebelum mati,termasuk apapun yang saya lakukan dalam upaya saya mewujudkan impian. Jikapun kemudian kematian menjemput sebelum saya mewujudkan impian-impian saya,maka tidak ada alasan bagi saya untuk tidak ikhlas. Yang saya tahu,Allah (mungkin) tidak akan menanyakan apakah impian saya selama hidup di dunia telah terwujud atau tidak. Dan kalaupun Allah bertanya (melalui malaikatnya mungkin),saya akan menjawab apa adanya. Setidaknya saya masih punya harapan bahwa Allah akan memberikan nilai khusus atas usaha sungguh-sungguh saya untuk mewujudkan impian hanya dengan jalan yang direstuinya,bukan atas tercapai atau tidaknya impian saya.
Sahabat,hidup adalah pilihan. Dan dalam pilihan kita,akan selalu ada konsekwensi dan tanggung jawab yang menyertainya. Bisa jadi pilihan saya tidak benar,tapi insya Allah saya siap menerima konsekwensi dan tanggung atas pilihan saya,meski itu jika berarti (mungkin) nanti kematian telah lebih dulu menjemput saya daripada terwujudnya impian-impian saya di dunia.
Mari kita tetap berusaha keras dan penuh semangat untuk mewujudkan setiap impian dunia kita,seakan kita masih akan diberikan umur yang sangat panjang. Namun,marilah kita melakukan semua usaha untuk mewujudkan impian kita tetap dengan cara yang baik dan membaikkan sesuai ketentuan Allah,seakan kita akan mati esok pagi. Tentunya akan lebih baik jika impian di dunia itu juga adalah merupakan bagian dari impian kita untuk kehidupan kelak di akhirat,setelah kematian. Mohon ma'af jika ada yang kurang berkenan.
Teteup Semangat !!!
@RyanWidiyantoMC
Master Insight
190713
Tidak ada komentar:
Posting Komentar