Saat pertama kali belajar di universitas kehidupan,hal yang paling mengganggu saya adalah pertanyaan tentang sosok yang ideal dan layak untuk dijadikan Guru. Dalam bayangan saya,sosok tersebut haruslah yang berpendidikan tinggi,lebih tinggi dari saya yang S3 (maksudnya SD,SMP,dan STM). Kaya raya dan punya jabatan,baik dalam tutur kata dan perbuatannnya,serta seabrek persyaratan standar lainnya.
Maka diawal belajar,saya berusaha mencari dan menemukan sosok tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Bukannya tidak ada,namun sosok seperti itu ternyata sungguh sangat jarang bisa saya temukan. Bisa jadi karena saya memang tidak memiliki pergaulan yang cukup luas,dan tidak memiliki jaringan untuk mengakses hal tersebut. Namun kalaupun saya menemukan seseorang yang hampir memenuhi kriteria seorang Guru yang sempurna menurut saya,selalu aja ada kekurangan yang dimilikinya.
Patokan saya tentang Guru ini ternyata menghambat pembelajaran saya. Bahkan membuat saya cenderung menjadi tinggi hati dan sombong,karena saya pada akhirnya lebih banyak menutup diri untuk banyak Guru lainnya yang memberikan pelajaran pada saya. Semua hanya karena (menurut saya) mereka tidak sesuai dangan kriteria yang saya tetapkan.
Saat kesadaran tersebut mulai hadir,perlahan saya mulai membuka diri untuk belajar pada siapa saja. Saya melepaskan diri dari berbagai kriteria yang saya tetapkan sendiri tentang siapa yang layak menjadi Guru bagi saya. Dalam setiap kesempatan,saya terus belajar untuk membuka diri dan merendahkan hati,menempatkan diri sebagai pembelajar yang haus akan pembelajaran.
Cara ini ternyata cukup efektif dan manjur. Setidaknya saya merasa,curahan ilmu dan pembelajaran seperti membanjiri saya dari siapa dan apa saja yang saya temui.
Saya jadi bisa belajar rendah hati bahkan dari seorang pejabat yang tinggi hati.
Saya jadi belajar betapa berharganya kejujuran dari pemimpin yang tidak jujur.
Saya jadi tahu pentingnya kebijaksanaan dari atasan yang tidak bijaksana
Saya menemukan semangat pantang menyerah dari pohon di depan rumah yang meski telah ditebang sekian kali,namun ia tetap tumbuh kembali. Dari semut yang meski rumahnya telah berulang kali dihancurkan namun tetap membangun kembali.
Dan banyak hal baik lainnya yang justru saya dapatkan dari ketidak baikkan yang ada di sekitar saya.
Ternyata di Universitas Kehidupan Allah telah menyediakan begitu banyak Guru bagi kita,bagi siapa saja yang mau belajar. Mungkin bukan Guru yang sempurna,namun setidaknya bisa menjadi Guru yang membaikkan diri kita,jika kita bersedia membuka diri dan menjadikan diri sebagai pembelajar sejati. insya Allah.
salam Pembelajar.
@RyanWidiyantoMC
PIN BB : 29D566B1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar