Sepulang dari studio sore ini,si merah saya belokkan ke sebuah SPBU yang antriannya tidak terlalu panjang. Sudah waktunya isi bensin,coz jarum sudah menunjuk ke arah garis yang berwarna merah. Sudah hampir habis,bahkan tinggal isi yang di tangki cadangan mungkin. Sambil menunggu antrian,saya iseng memperhatikan para pengendara lainnya yang juga antri isi bensin. Sebagian besar ternyata adalah pengendara motor umumnya dan bukan pengecer. Indikasinya setidaknya terlihat dari jenis motornya yang sebagian besar bukan motor dengan tangki bahan bakar ukuran gede,hehehehe.....
Saat motor di depan saya sedang melakukan pengisian,iseng saya memperhatikan berapa banyak yang sedang dicurahkan ke tangki motor tersebut. Ternyata si pengendara meminta agar tangki diisi full. Saat jarum menunjukkan angka Rp. 6.400,- ,terlihat bensin sudah mulai meluber. Secara perlahan,petugas SPBU kemudian berusaha untuk terus mengisi tangki motor matik tersebut. Dan akhirnya,harga terhenti di angka Rp. 6.600,- sementara tangki sudah bener2 tidak muat lagi. Pengendara itu kemudian menyodorkan uang Rp. 50.000,- ,dan menurut anda berapa uang tersebut dikembalikan? Jika anda mengatakan Rp. 43.400,- ,anda salah. Yang benar adalah Rp. 43.000,- tanpa Rp. 400,- !
Setelah mengisi bensin buat motor saya,sepanjang jalan saya tiba2 berpikir. Berapa banyak yang berhasil dikumpulkan setiap harinya oleh SPBU dari selisih pembelian itu setiap harinya? Bagaimana jika dikumpulkan setiap minggu atau bulan?
Berbeda dengan supermarket atau minimarket yang menyediakan uang kembalian recehan,SPBU sepertinya tidak pernah menyediakannya. Setidaknya saya pernah tanpa sengaja melihat kotak tempat menyimpan uang mereka.
Bisa jadi itu adalah rejeki bagi petugas (mungkin) atau SPBU,karena ternyata tidak sedikit pengendara yang kemudian mengikhlaskan kelebihan kembalian tersebut. Namun bagaimana jika ada sebagian pengendara yang ternyata justru tidak ikhlas karena tidak kembalinya pengembalian sesuai hitungan yang seharusnya. Bukankah itu akan menjadi ganjalan di kemudian hari?
Sebenarnya itu juga bukan sepenuhnya kesalahan petugas atau SPBUnya,karena pengendara juga ikut andil menyebabkannya. Bukankah sudah seringkali diingatkan,"Bayarlah dengan uang pas". Ini bisa memiliki makna berbeda bagi saya. Yang pertama,bayarlah dengan uang pas sesuai dengan sebanyak apa petugas SPBU mengisi tangki kendaraan. Dan biasanya,untuk makna yang pertama ini biasanya pengendara mengatakan full. Dan disinilah seringkali terjadi dimana daya tampung tangki bensin tidak membuat angka pembayaran menjadi bulat menjadi ribu,tapi juga ada ratusnya.
Sementara makna kedua adalah dengan menyediakan uang pas sebelum mengisi bensin,artinya kita menentukan jumlah yang akan kita bayar. Tentunya dengan memperkirakan terlebih dahulu kemampuan menampung tangki kendaraan kita. Di makna kedua ini,pengendara terlebih dahulu menentukan berapa nilai yang dia bayar untuk bensin yang akan diisikan ke tangki kendaraannya. Disini sangat jarang terjadi sampai ada kelebihan bayar karena pengendara mestinya kenal dengan daya tampung tangki kendaraannya. Kalaupun ada,saya yakin tidak sebanyak dan sesering pada pemaknaan yang pertama.
Dulu,saya suka mengisi kendaraan dengan mengatakan full,supaya saya tidak terlalu sering antri dan mengisi bensin. Meski sudah berusaha,sejak awal memang ternyata saya tidak bisa sepenuhnya ikhlas. Apalagi pernah ada kelebihan sampai Rp. 800,- yang setidaknya menurut saya masih bisa dikembalikan Rp. 500,- dan ternyata tidak juga dikembalikan. Seingat saya waktu pelajaran berhitung dulu,untuk pembulatan selalu ke yang terdekat,bukan yang terbesar. Misalnya Rp. 10.200,- maka dibulatkan ke Rp. 10.000,- dan kalau 10.600,- misalnya,maka dibulatkan menjadi Rp. 11.000,-
Maka sejak beberapa waktu yang lalu saya selalu membeli bensin dengan uang pas,berdasarkan perkiraan kemampuan tangki motor saya. Kalaupun ada kemungkinan selisih,sejak awal saya menyiapkan diri untuk ikhlas.
Sepertinya kog jadi serius begini ya?
Kalau buat saya kog memang serius ya. Bayangkan jika sebagian besar pengendara yang memiliki kelebihan hak kembalian itu merasa tidak ikhlas,kan kasihan petugasnya atau SPBUnya. Setidaknya kita bisa membantu mereka dengan menyiapkan uang pas sebelum mengisi bensin,supaya tidak terjadi kelebihan dan ganjalan mereka di kemudian hari. Jadi sekarang saya tidak pernah bilang full jika mengisi bensin,namun sesuai dengan uang yang saya siapkan agar saya bisa membayar dengan uang pas.
12 Ramadhan 1432 H.
Teteup Semangat !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar