"Sdh buka kaltimpost hal.28 kah? bsr banget gambarx penyiar smd fm tp bkn sbgai penyiar siy.." begitu bunyi sms yang pagi itu saya terima dari kepala studio samarinda FM,radio tempat saya siaran sekarang. Masih pagi,dan saya juga masih berada di rumah,sementara saya tidak berlangganan koran,maka saya harus bersabar menunggu hingga tiba di studio untuk mengetahui gambar apa yang dimaksudkan.,
Ting tong... kali ini BBM saya yang bunyi. "Wah,ada yang masuk koran hari ini,gambarnya gede banget. selamat ya...",begitu bunyi pesan yang terbaca dari seorang sahabat penyiar. Tidak menunggu lama,saya menerima kiriman gambar di BBM. Sebuah gambar yang menampakkan wajah saya dengan seorang pejabat tinggi BI,yang juga seorang penulis aktif. Ternyata gambar tersebut adalah gambar yang diambil saat saya menjadi moderator pada acara lounching buku dari Bapak Androecia Darwis,Pimpinan BI Kalimantan Timur. Gambar itu sendiri cukup besar terpasang di halaman komunitas yang memuat berita tentang para bankir yang juga aktif dalam bidang tulis menulis.
Sebenarnya ini bukan pengalaman pertama wajah saya terpampang di media massa,apalagi media lokal. Sebagai seorang public speaker (baca MC),saya seringkali tanpa sengaja terpotret kamera wartawan dan pada akhirnya terpampang di media mereka. Tanpa sengaja? Iya,tanpa sengaja. Karena berita yang muncul bukan tentang saya,artinya sebenarnya gambar saya disitu bukanlah sebagai gambar utama yang ingin dimunculkan. Dalam kasus bersama pimpinan BI,sebenarnya yang ingin dimunculkan adalah bapak Androecia Darwis yang merupakan seorang Bankir dan penulis. Dan kebetulan foto terbaik yang (mungkin) dimiliki wartawannya adalah saat berasama saya,maka beruntunglah saya ikut muncul bersama beliau. Padahal,jika wartawannya cukup sadis,bisa saja gambar tersebut diedit sehingga wajah saya bisa dibuang dan tidak tampak di halaman koran mereka. Hehehehe..... betul apa betul???
Tentu saja saya harus berterimakasih pada sahabat wartawan yang berbaik hati tidak mengedit foto tersebut. Karena dengan demikian,saya jadi mendapatkan beberapa ucapan selamat dari para sahabat yang melihat wajah saya di koran tersebut. Dengan kemunculan saya itu,setidaknya para sahabat menjadi tahu bahwa saya masih tetap eksis di dunia public speaking. Dengan kemunculan saya tersebut,saya juga berharap akan menambah jalinan silturahmi,baik dengan sahabat lama maupun sahabat2 baru.
Saya sendiri masih menyimpan impian besar,suatu muncul di halaman koran terbesar di kalimantan timur itu sebagai pribadi yang lebih layak dikenal,bukan karena unsur ketidak sengajaan seperti yang sudah2. Misalnya sebagai praktisi public speaker,baik sebagai penyiar,MC,pengajar di Unmul,maupun sebagai Trainer. Selain foto saya,maka tulisannya juga akan bercerita tentang saya. Mumpung mimpi gratis dan tidak kena pajak,saya akan tetap menjaga impian itu. Sambil terus menjaga impian,saya juga harus terus berusaha untuk memantaskan diri saya untuk lebih dikenal dan masuk koran.
Btw,terimakasih mas wartawan......
9 Ramadhan 1432 H.
Teteup Semangat !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar