Selamat datang.
Blog ini saya buat sebagai bentuk keyakinan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi manfa'at bagi orang lain, bisa jadi melalui berbagai pengalaman pribadi yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Perbedaan sudut pandang seharusnya membuat kita menjadi semakin kaya dan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap sebuah pilihan.
Terimalah blog yang sederhana ini dengan keterbukaan pikiran agar menjadi manfa'at jika itu baik, dan jika tidak baik maka abaikanlah.

Teteup Semangat !!!

Senin, 07 November 2011

Menjadi Peniru Ulung

Saya terkejut ketika melihat gambar promo seminar yang akan dilaksanakan yang malam itu di tag ke fb saya. Bukan apa2. Disitu ada wajah lain selain wajah bang Jay,sebagai pembicara. Belum sempat saya mengkonfimasi dengan panitia,BBM dari bang Jay masuk menanyakan hal tersebut. Sebagai manager yang baik,saya mencoba mencari tahu kejadian yang sebenarnya lalu menjelaskan ke bang Jay. Awalnya panitia memang berencana hanya mengundang satu orang pembicara,namun kemudian ada dualisme kepanitiaan yang pada akhirnya memunculkan 2 orang pembicara untuk seminar tersebut. Beruntung bang Jay bukan orang yang rewel,meski saya tahu ada rasa yang enak seperti juga yang saya rasakan.



Menjelang hari pelaksanaan,malamnya kami mendapat kesempatan untuk makan bersama panitia sekaligus untuk membahas tentang seminar keesokan harinya. Dari apa yang disampaikan panitia,saya merasa sangat yakin,bahwa saya tepat menyodorkan bang Jay ke panitia sebagai pembicara. Semua yang menjadi keinginan panitia akan output dari kegiatan tersebut ada pada seorang guru monyet. Namun masalah selanjutnya muncul,bang Jay tampil di sesi kedua setelah makan siang. Bukan masalah kemampuan menghidupkan suasana atau membangunkan orang yang ngantuk dari seorang Jay 'teroris',lebih pada kekhawatiran seberapa banyak yang masih akan bertahan nantinya.

Sebagai orang yang besar di kota tersebut,diantara para karyawan yang gajinya puluhan juta,sedikit banyaknya saya mengenal karakteristik mereka. Jika mereka merasa tidak puas terhadap apa yang mereka dengar & lihat,mereka tidak akan segan untuk meninggalkan lokasi acara tanpa ba bi bu be bo.

Maka tidak ada hal yang bisa kami lakukan,selain berdo'a agar pembicara yang sebelumnya mampu menjaga para peserta seminar untuk tetap bertahan. Kebetulan saya,bang Jay,serta para panitia belum pernah melihat dan tahu materi dari pembicara yang sebelumnya. Tapi kami berusaha optimis,bahwa panitia pastilah memilih pembicara2 terbaik untuk seminar di level sebesar itu. Apalagi panitia juga sudah memberikan arahan tentang kebutuhan mereka akan materi seminar bagi peserta yang sebagian besar adalah karyawan tersebut.

Hari pelaksanaan tiba.
Selain mendampingi sebagai manager bang Jay,hari itu saya juga bertugas sebagai MC yang memandu acara. Sedikitnya 500 orang peserta sudah bersiap mengikuti seminar tersebut. Seperti yang kami khawatirkan,pembicara pertama tidak tampil sepenuhnya sesuai harapan. Meski telah mendapatkan arahan dari panitia pada malam sebelumnya,sepertinya beliau kesulitan untuk menyesuaikan materinya dengan permintaan dan kebutuhan panitia serta peserta. Maka yang terjadi adalah kegelisahan peserta,yang mulai kasak kusuk dan beranjak meninggalkan kursi mereka. Sampai break makan siang,setidaknya seperempat kursi peserta sudah tampak kosong.

Selesai break makan siang adalah sesi yang paling menegangkan buat saya. Bukan apa2,sayalah yang 'menjual' bang Jay ke panitia,maka saya punya beban moral untuk membuktikan bahwa yang saya jual adalah barang bagus dan sesuai kebutuhan mereka. Beruntung semua berjalan sesuai harapan. Penampilan (pakaian) bang Jay yang sangat kontras dengan pembicara sebelumnya cukup menjadi pembuka yang luar biasa. Jika pembicara sebelumnya menggunakan jas dengan baju hem batik di dalam,maka Jay 'teroris' seperti biasa 'hanya' mengenakan seragam penerbang (atau tukang sapu?). Materi yang memang telah saya kenal sebelumnyapun telah dimodifikasi sesuai dengan permintaan panitia,sesuai dengan kebutuhan peserta. Maka legalah saya,apalagi panitia dan peserta mengaku puas.

Kejadian ini sebenarnya telah beberapa bulan berlalu,namun masih terekam jelas dalam ingatan saya. Dari kejadian itu saya belajar banyak. Bahwa tidak setiap pembicara yang bagus itu sesuai dengan kebutuhan seminar. Bahwa kecerdasan juga diperlukan untuk menyesuaikan materi kita dengan kebutuhan panitia dan peserta. Bahwa menjadi diri sendiri itu tetaplah yang terbaik. Jika ingin menjadi peniru,jadilah peniru yang ulung,sehingga semua orang tidak akan tahu siapa yang anda tiru. Sebagai contoh,guru saya Jay 'teroris' itu berguru pada monyet, kambing, sapi, dan mungkin banyak lagi hewan lain. Tapi lihatlah,beliau sama sekali tidak tampil atau bergaya seperti guru2nya. Beliau tetap menjadi diri sendiri,dan insya Allah akan selalu seperti itu.

Jadi kangen 'makian' dan 'jeweran' guru Jay 'teroris'.

9 Ramadhan 1432 H.

Teteup Semangat !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar