Selamat datang.
Blog ini saya buat sebagai bentuk keyakinan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi manfa'at bagi orang lain, bisa jadi melalui berbagai pengalaman pribadi yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Perbedaan sudut pandang seharusnya membuat kita menjadi semakin kaya dan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap sebuah pilihan.
Terimalah blog yang sederhana ini dengan keterbukaan pikiran agar menjadi manfa'at jika itu baik, dan jika tidak baik maka abaikanlah.

Teteup Semangat !!!

Senin, 07 November 2011

Pelajaran dari petugas parkir

Pernah kehilangan karcis parkir di pusat perbelanjaan?

Jika belum pernah mengalaminya,anda pasti akan bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi kemudian jika anda harus meninggalkan pusat perbelanjaan,dan melewati petugas yang memeriksa karcis parkir di pintu keluar.

Saya semalam mengalaminya,dan itu sempat membuat saya sedikit panik. Dalam bayangan saya,pasti akan ada prosedur yang sulit (atau sengaja dibikin sulit) yang pada akhirnya akan berujung pada satu hal,denda. Sebenarnya bukan masalah nilai dendanya,tapi lebih karena waktu yang barangkali harus saya alokasikan untuk mengurus semua itu. Maklum saja,perut saya dan istri sudah keroncongan,karena kami memang biasa makan setelah menjalankan shalat taraweh. Dan malam itu kami berencana makan di sebuah tempat yang bukan di pusat perbelanjaan tersebut.


Sesaat mendekati pos pemeriksaan,saya sengaja memasang wajah bingung supaya mendapat simpati.
"Mbak,karcisnya ilang" kata saya begitu tiba di depan petugas parkir yang seorang wanita. "Sudah dicari pak?" tanya petugas tersebut.
"Sudah mbak,tapi gak ada di kantong saya. Kan gak mungkin kalo saya cari ke seluruh mall" jawab saya mulai agak tinggi.
"Kalau begitu,kami lihat STNKnya ya pak. Bapak parkir saja dulu di depan" katanya sambil menunjuk sebuah tempat di depan pos.
Setelah menyerahkan STNK,sayapun parkir sesuai tempat yang ditunjuk. Tidak lama,seorang petugas lainnya datang menghampiri.
"Ma'af pak. Jika karcis hilang,maka bapak terpaksa harus membayar denda"katanya kemudian.
Nah,bener kan?! kata saya dalam hati. Pasti ujungnya juga denda.
"Berapa mbak?" tanya saya akhirnya.
"Sepuluh ribu pak. Bapak tunggu sebentar ya" katanya kemudian sembari meninggalkan saya menuju pos pemeriksaan.

Setelah menunggu beberapa menit dan belum ada tanda2 petugas tersebut akan kembali,saya akhirnya menyusul ke pos pemeriksaan. Dari jauh sepertinya sedang ada perdebatan diantara mereka. Wah,pikiran jelek saya mulia muncul nech. Jangan2 mereka mau ngerjain saya,begitu pikiran yang terlintas.
Begitu sampai di pos pemeriksaan,seorang petugas pria (yang ternyata adalah senior mereka ) menghampiri saya.
"Ma'af pak,apa saat masuk tadi bapak membayar dan menerima karcis?" tanyanya sopan.
Bah,mendadak naik darah tinggi saya yang memang sudah tinggi. Meski demikian,saya tetap berusaha tenang. Toh dia juga bertanya dengan sopan,pikir saya. "Ya pastilah mas. Apa saya bisa masuk jika tidak membayar dan menerima karcis?! Memangnya kenapa mas?" tanya saya berusaha tenang.
"Ma'af pak,data bapak tidak ada di data base kami" jawabnya.
"Maksudnya gemana mas?" tanya saya penasaran.
"Mungkin petugas kami salah input data,jadi data kendaraan bapak tidak muncul......" jelasnnya.
"Terus gemana kalau getu mas? kan bukan salah saya,saya sudah bayar dan terima karcis,tapi karcisnya memang hilang" potong saya dengan tegas untuk membela diri (berusaha menutupi salah ceritanya).
"Betul pak,kesalahan ada pada petugas kami. Karena itu,kami tidak bisa memberlakukan denda pada bapak. Silahkan.... bapak bisa melanjutkan perjalanan" jawabnya tetap sopan sambil tersenyum dan menyerahkan STNK motor saya.
Welah..... semudah itu? gak salah? pikir saya. Mendadak muncul perasaan gak enak dalam diri saya.
"Yakin gak pa2 nech mas? gak ada efeknya buat anda dan teman2 nantinya? saya gak pa2 kog kalau harus membayar denda" kata saya.
"Gak pa2 pak,memang begitu prosedurnya. Silahkan pak.... ma'af kami menunda perjalanan bapak dan ibu" jawabnya sambil tersenyum (manis sekali dalam pandangan saya. *untung pria)
"Lain kali hati2 menyimpan kacis parkirnya pak" pesannya sambil kembali ke pos pemeriksaannya.

Saya berlalu dan menuju ke bunda Evi yang menunggu di atas Vario merah kami.
Astagfirullah.....
Saya mendadak merasa berdosa sudah berpraduga yang tidak baik,sudah berbicara dengan nada yang tidak baik,hanya karena pikiran negatif saya sendiri. Meski hanya petugas parkir,ternyata hatinya mulia. Mereka menjalankan tugas dengan baik,sesuai dengan apa yang menjadi tanggung jawabnya,dan tidak memanfa'atkan kesempatan untuk mencari keuntungan. Mungkin sepuluh ribu bukan nilai yang besar,tapi jika bukan karena hati yang mulia,kesempatan mendapatkan sepuluh ribu tidak akan dilewatkan begitu saja. Apalagi kesempatan itu bisa berulangkali ada dalam setiap jam tugas mereka.

Melalui tulisan ini,saya menghaturkan permintaan ma'af yang teramat dalam atas pikiran negatif saya pada kalian bertiga. Terimakasih telah mengajarkan saya banyak hal tentang kemuliaan hati. Kesempatan tidak selalu memunculkan kejahatan,jika hati kita memang selalu terjaga kebersihannya. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi para trainer kehidupan yang tak pernah menunjukkan bahwa dirinya seorang trainer.

12 Ramadhan 1432 H

Teteup Semangat !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar