Selamat datang.
Blog ini saya buat sebagai bentuk keyakinan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi manfa'at bagi orang lain, bisa jadi melalui berbagai pengalaman pribadi yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Perbedaan sudut pandang seharusnya membuat kita menjadi semakin kaya dan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap sebuah pilihan.
Terimalah blog yang sederhana ini dengan keterbukaan pikiran agar menjadi manfa'at jika itu baik, dan jika tidak baik maka abaikanlah.

Teteup Semangat !!!

Rabu, 09 November 2011

Belajar ngeBlog

Hari itu saya dikejutkan dengan sebuah kenyataan,blogspot saya yang telah berganti domain menjadi dot com ternyata tidak bisa diakses lagi. Setelah mencari penjelasan dari sahabat saya yang membantu mengalihkan blogspot saya ke dot com,saya mendapatkan kepastian bahwa web saya sudah tidak bisa digunakan lagi. Alamat yang saya gunakan di block karena saya terlambat memperpanjang. Sebagai orang yang awam terhadap hal beginian,saya berusaha mencari kepastian tentang kelangsungan isi dari dari web saya. Jujur saya panik dan sedikit kesal karena saat itu saya sedang mengajukan CV untuk mengisi Training di beberapa kota,dan web itu adalah salah satu referensi bagi calon klien untuk lebih banyak tahu dan mengenal tentang saya.

Senin, 07 November 2011

Ceritaku saat berbagi


Beberapa waktu lalu saya berkesempatan untuk berbagi sedikit pengetahuan dan pengalaman saya seputar Public Speaking bagi sahabat2 saya di Borneo Hypnotis Community Samarinda. Bagi saya, ini adalah pengalaman yang luar biasa menegangkan. Bukan apa2, sebagian besar sahabat saya di komunitas ini ada adalah para senior di bidang Hypnotis. Itu artinya, sesungguhnya mereka juga adalah yang sudah senior di bidang komunikasi, karena Hypnotis sesungguhnya adalah bagian dari ilmu komunikasi. Beberapa diantara mereka sudah memiliki jam terbang yang cukup tinggi, baik sebagai entertainer panggung maupun sebagai trainer. Beberapa diantara sahabat saya ini bahkan sudah memegang sertifikat sebagai trainer dari lembaga training nasional. Bayangkan, saya harus tampil diantara sahabat2 yang luar biasa ini, sementara saya sendiri tidak memiliki sertifikat sebagai trainer di pengetahuan yang akan saya bagi ini. 


Menjadi Peniru Ulung

Saya terkejut ketika melihat gambar promo seminar yang akan dilaksanakan yang malam itu di tag ke fb saya. Bukan apa2. Disitu ada wajah lain selain wajah bang Jay,sebagai pembicara. Belum sempat saya mengkonfimasi dengan panitia,BBM dari bang Jay masuk menanyakan hal tersebut. Sebagai manager yang baik,saya mencoba mencari tahu kejadian yang sebenarnya lalu menjelaskan ke bang Jay. Awalnya panitia memang berencana hanya mengundang satu orang pembicara,namun kemudian ada dualisme kepanitiaan yang pada akhirnya memunculkan 2 orang pembicara untuk seminar tersebut. Beruntung bang Jay bukan orang yang rewel,meski saya tahu ada rasa yang enak seperti juga yang saya rasakan.



Masuk Koran

"Sdh buka kaltimpost hal.28 kah? bsr banget gambarx penyiar smd fm tp bkn sbgai penyiar siy.." begitu bunyi sms yang pagi itu saya terima dari kepala studio samarinda FM,radio tempat saya siaran sekarang. Masih pagi,dan saya juga masih berada di rumah,sementara saya tidak berlangganan koran,maka saya harus bersabar menunggu hingga tiba di studio untuk mengetahui gambar apa yang dimaksudkan.,
Ting tong... kali ini BBM saya yang bunyi. "Wah,ada yang masuk koran hari ini,gambarnya gede banget. selamat ya...",begitu bunyi pesan yang terbaca dari seorang sahabat penyiar. Tidak menunggu lama,saya menerima kiriman gambar di BBM. Sebuah gambar yang menampakkan wajah saya dengan seorang pejabat tinggi BI,yang juga seorang penulis aktif. Ternyata gambar tersebut adalah gambar yang diambil saat saya menjadi moderator pada acara lounching buku dari Bapak Androecia Darwis,Pimpinan BI Kalimantan Timur. Gambar itu sendiri cukup besar terpasang di halaman komunitas yang memuat berita tentang para bankir yang juga aktif dalam bidang tulis menulis.


Memperkosa otak

Pagi ini secara tak sengaja saya membaca status twitter salah satu guru saya Jamil Azzaini (http://www.jamilazzaini.com) yang  intinya adalah beliau secara senang 'memaksa' dirinya untuk menulis demi mengupdate isi web dan berbagi. Hal ini membuat saya teringat pada web saya yang sudah cukup lama gak saya update, sudah lebih dari 6 bulan mati suri. Maka dengan menguatkan niat dan tekad, pagi ini saya sengaja 'memperkosa' otak saya. Dengan kesadaran penuh saya memaksa diri saya untuk menulis.

Bukan hal yang mudah untuk memulai kembali sesuatu yang telah cukup lama ditinggalkan. Meski setiap hari menulis status di twitter maupun facebook, tentunya akan sangat berbeda jika harus menulis note untuk web maupun blog. Ibarat mengendarai kendaraan, saya harus mulai kembali mengingat tahapan demi tahapan untuk melakukannya. Apalagi memang ada begitu banyak kejadian yang terlintas di pikiran saya yang bisa menjadi ide untuk sharing melalui tulisan.

Nostalgia Bis antar kota

Mumpung ada waktu, kali ini saya ingin menepati janji saya untuk bercerita tentang pengalaman saya bekerja sebagai kernet bis. Kernet?! ya kernet alias kondektur bis! Hehehehe.... anda tidak perlu terkejut. Selain berbagai jabatan formal saya yang biasa tertulis di CV, saya juga sebenarnya memiliki riwayat pekerjaan yang 'tidak biasa' dan memang tidak tertulis di CV. Salah satunya adalah sebagai kondektur bis antar kota, yaitu Samarinda Bontang yang berjarak 122 Km. Serius?! ya, saya serius. Pekerjaan itu saya jalani untuk mengisi waktu libur sekolah saya, dan saya serius menjalankannya.


Kehilangan Rasa Percaya Diri

Beberapa hari terakhir ini saya merasa seperti kehilangan rasa percaya diri. Entah mengapa,saya merasa menjadi orang yang semakin bodoh. Saya betul2 tidak tahu apa penyebabnya,namun perasaan itu semakin sering saya rasakan seiring dengan semakin banyaknya sahabat2 on line saya,baik di facebook maupun di twitter. Dunia maya memungkinkan saya untuk banyak bersilaturahmi dengan orang2 hebat dari belahan bumi lain,dari beragam pilihan profesi. Dunia maya tidak hanya membukakan, namun juga membelalakkan mata saya bahwa begitu banyaknya orang2 hebat dan luar biasa yang ada, dan entah mengapa itu menciutkan nyali saya, menurunkan rasa percaya diri saya.


Bayarlah dengan uang pas


Sepulang dari studio sore ini,si merah saya belokkan ke sebuah SPBU yang antriannya tidak terlalu panjang. Sudah waktunya isi bensin,coz jarum sudah menunjuk ke arah garis yang berwarna merah. Sudah hampir habis,bahkan tinggal isi yang di tangki cadangan mungkin. Sambil menunggu antrian,saya iseng memperhatikan para pengendara lainnya yang juga antri isi bensin. Sebagian besar ternyata adalah pengendara motor umumnya dan bukan pengecer. Indikasinya setidaknya terlihat dari jenis motornya yang sebagian besar bukan motor dengan tangki bahan bakar ukuran gede,hehehehe.....

Saat motor di depan saya sedang melakukan pengisian,iseng saya memperhatikan berapa banyak yang sedang dicurahkan ke tangki motor tersebut. Ternyata si pengendara meminta agar tangki diisi full. Saat jarum menunjukkan angka Rp. 6.400,- ,terlihat bensin sudah mulai meluber. Secara perlahan,petugas SPBU kemudian berusaha untuk terus mengisi tangki motor matik tersebut. Dan akhirnya,harga terhenti di angka Rp. 6.600,- sementara tangki sudah bener2 tidak muat lagi. Pengendara itu kemudian menyodorkan uang Rp. 50.000,- ,dan menurut anda berapa uang tersebut dikembalikan? Jika anda mengatakan Rp. 43.400,- ,anda salah. Yang benar adalah Rp. 43.000,- tanpa Rp. 400,- !


Tukang ngompor(i)







Salah satu bakat terpendam yang ternyata saya miliki adalah menjadi tukang ngompor(i),bukan tukang kompor. Jika tukang kompor kerjanya memperbaiki kompor,maka sebagai tukang ngompori,kegemaran saya adalah manas2i dan membakar mereka yang dekat2 dengan saya.
Kalau begitu,saya berbahaya dong?
Jawabnya sangat tergantung,dan dilihat dari sudut pandang mana dulu. Hehehehe....


Pelajaran dari petugas parkir

Pernah kehilangan karcis parkir di pusat perbelanjaan?

Jika belum pernah mengalaminya,anda pasti akan bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi kemudian jika anda harus meninggalkan pusat perbelanjaan,dan melewati petugas yang memeriksa karcis parkir di pintu keluar.

Saya semalam mengalaminya,dan itu sempat membuat saya sedikit panik. Dalam bayangan saya,pasti akan ada prosedur yang sulit (atau sengaja dibikin sulit) yang pada akhirnya akan berujung pada satu hal,denda. Sebenarnya bukan masalah nilai dendanya,tapi lebih karena waktu yang barangkali harus saya alokasikan untuk mengurus semua itu. Maklum saja,perut saya dan istri sudah keroncongan,karena kami memang biasa makan setelah menjalankan shalat taraweh. Dan malam itu kami berencana makan di sebuah tempat yang bukan di pusat perbelanjaan tersebut.