Selamat datang.
Blog ini saya buat sebagai bentuk keyakinan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi manfa'at bagi orang lain, bisa jadi melalui berbagai pengalaman pribadi yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Perbedaan sudut pandang seharusnya membuat kita menjadi semakin kaya dan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap sebuah pilihan.
Terimalah blog yang sederhana ini dengan keterbukaan pikiran agar menjadi manfa'at jika itu baik, dan jika tidak baik maka abaikanlah.

Teteup Semangat !!!

Senin, 10 Oktober 2011

(Gak) maju terus dan (gak) pantang mundur.


Mobil2an milik ponakan itu melaju dengan kencang dan menabrak tiang penyangga rumah tempatnya bermain. Mobil itu terus maju dengan kecepatan penuh, tanpa berusaha untuk mengambil jalan lain. Entah itu dengan mundur sedikit lalu berbelok ke kanan ato ke kiri tiang, agar bisa mau kembali dan melanjutkan perjalanan.

Ketika menghadiri acara Milad TDA Ngalam, saya juga berkesempatan untuk mencoba sebuah mainan yang sangat luar biasa. Meski hanya terbuat dari kayu, mainan tersebut memberikan pengajaran yang sangat berharga. Bersama beberapa orang rekan, saya juga mencoba melakukan permainan tersebut. Sebuah mobil kecil diletakkan dalam sebuah papan diantara mobil2 kecil yang lain, dan kita harus bisa mengeluarkan mobil tersebut melalui jalan yang telah ditentukan.


Double untung



Berat kugotong tas punggungku. Tas punggung dengan logo salah satu operator seluler ternama, tempat dimana aku pernah bekerja dulu. Kalo biasanya tas itu berat karena berisi buku dan kertas ato macam2 proposal, kali ini beratnya tasku adalah karena diisi bungkusan makanan, selain peralatan tempurku. Yach...usai tugas sebagai MC di acara Askrida, aku dibekali dengan 2 paket makanan yang sudah dibungkus denagn rapi. Alhamdulillah, lumayan buat makan malam sama istri.

Ini adalah salah satu dari banyak keuntungan yang kudapat setiap kali aku ngeMC di satu acara, selain honor dan juga tentu, tambahan kenalan yang mungkin bisa jadi koneksi ato relasi. Itu sebabnya aku tidak pernah saklek jika berbicara masalah tarif, meskipun mereka juga telah tahu betul berapa biasanya anggaran yang harus mereka siapkan.


Capeks bangets sech tapi...


ups............ capeksxz bangetsxz rasanya....
Mungkin karena terlalu capek, semalam aku jadi susah tidur. Meskipun istriku yang setia sudah berusaha membantu menghilangkan kepenatanku dengan pijatan tangannya, aku tetap merasa sangat capek.
Tapi.... Alhamdulillah....
Itu artinya aku masih hidup...
itu artinya aku masih ada kesibukan...
itu artinya aku masih dibutuhkan...
itu artinya Allah masih memberikan nikmatnya untukku...
Setelah jum'at dan sabtu lalu aku di sangatta untuk "tugas" acara Peresmian Gerai Halo Telkomsel, Bazar pada sore dan malam harinya, kemudian jalan santai Semarak 12 thn Telkomsel pada esok harinya, senin aku kembali ke kota samarinda.
Selasa sore nokia 6600 ku memunculkan panggilan dari mas Fajar Telkomsel Bontang. Rabu pagi aku harus kembali berangkat ke bontang karena ada event "Gala Dinner Costumer telkomsel Priority" dan aku diminta untuk "tugas" pada acara tersebut. Kamis pagi aku kembali ke samarinda, namun sebelum tiba di kota Tepian, nokiaku kembali menerima pesan untuk menjadi juri lomba karaoke Bank Bukopin pada malam harinya. "Tugas" tambahan yang tidak boleh kutolak, apalagi dengan basic pengetahuanku di dunia radio dan penyiaran plus sedikit kemampuan untuk bernyanyi.
Meski capek banget, jum'at pagi aku harus tetap menjalankan tugasku untuk menemani borneo listener di samarinda First channel sampai menjelang shalat jum'at. Malam harinya, ampun ya Allah... baru terasa capeknya tubuh ini.
Capeks bangets sech tapi...
Alhamdulillah !!!

Teteup Semangat !!!

Berbagi pengalaman


HPku tiba2 saja berdering memunculkan sebuah nomor yang tidak asing lagi, nomor telpon sebuah stasiun TV lokal di kota Bontang. Suara yang terdengarpun tidak asing lagi bagiku, seorang sahabat yang seringkali bekerja sama denganku.
"mas ryan, sampeyan masih di bontang kan?! kapan balik ke samarinda?" tanya mas Teguh diujung sana.
"Belum tau mas, urusanku nyiapin toko belum kelar nech" jawabku jujur.
"Lapo mas, kog koyo'e enek sing penting?" tanyaku kemudian.
"Anu mas ryan, aku perlu narasumber kanggo ngisi materi publik speaking calon2 duta remaja kota bontang. Sampeyan bisa kan?!" kata mas Teguh mengejutkanku.
"Kapan acarane mas?" tanyaku kemudian. "Sesuk mas" jawabnya singkat. Walah, besok?! Padahal seperti yang sudah2, aku setidaknya membutuhkan waktu 2 ato 3 hari untuk mempersiapkan materi jika mengisi acara seperti itu.
Seakan mengerti dengan keraguanku, mas Teguh kemudian menjelaskan bahwa pesertanya adalah para remaja SLTP dan SLTA yang membutuhkan bekal untuk bisa berbicara di depan orang. Jadi yang mereka butuhkan adalah dasar2 publik speaking saja, yang diharapkan bisa membantu mereka tampil lebih baik saat seleksi.
Setelah ngobrol panjang lebar via phone, saya akhirnya sepakat untuk mengisi materi tersebut dengan syarat materi akan lebih bersifat sharing dengan para peserta.
Dan akhirnya,malam ini selesai jugalah tugas saya itu. Senang rasanya bisa berbagi pengalaman dengan calon2 duta remaja kota Bontang yang luar biasa. Senang mengetahui mereka sadar akan pentingnya publik speaking. Siapapun yang terpilih, mereka adalah remaja2 yang luar biasa. 
Selamat berjuang adik2ku.
Jangan lupa kunci sukses menjadi publik speaker dan teruslah berlatih, berlatih, dan berlatih.
Terimakasih mas Teguh PKTv dan seluruh panitia.
Ryan tunggu lagi undangan berikutnya.  

15 november 2008

Belajar PD


Saat ini di millis TDA sedang ramai membahas acara Milad 3 TDA yang akan dilaksanakan tgl 28 februari dan 1 maret mendatang, mulai dari acara sampai siapa saja yang akan datang sebagai pembicara2nya. Termasuk juga bagaimana dan apa yang harus dilakukan selama 2 hari kegiatan, yang memang sangat padat dan berisi "gading" semuanya. Tapi selain obrolan seputar persiapan dan acara Milad 3 nantinya, di millis juga sedang ramai membahas tentang rasa percaya diri alias PD. Sebenarnya gatel juga pengen ikutan koment tapi gak enak ama senior, ato malah sebenarnya gak PD? hehehehe....

By the way, anyway, busway dilajur one away...
Apa sech sebenarnya rasa percaya diri itu? Lha, yang disebut gak percaya diri itu gemana sech?
Trus gemana supaya rasa percaya diri bisa tumbuh?
Buat ryan, percaya diri adalah perasaan dimana kita merasa nyaman dengan lingkungan dimana kita berada, khususnya dalam hal pergaulan. Rasa percaya diri ini sendiri bisa dibantu oleh pakaian yang sesuai dan tutur kata serta sikap yang sesuai dengan lingkungan pergaulan kita. Nah, kadang kita memang harus menyesuaikan busana yang kita kenakan supaya kita bisa merasa percaya diri. Tapi yang terpenting, kita harus tetap merasa nyaman dengan busana apapun yang kita kenakan. Ada baiknya jika anda akan menghadiri suatu acara, anda mencari info terlebih dahulu tentang kemungkinan busana yang akan dikenakan oleh para tamu. Pada acara tertentu, diundangan biasanya tercantum dress code ato busana yang disaranakan untuk digunakan menghadiri acara. Namun jika tidak terdapat dress code, kita bisa memperkirakan busana undangan dari jenis acara dan siapa yang akan datang.

Tutur kata yang baik juga menjadi salah satu faktor penunjang kita bisa lebih percaya diri. Beruntung sejak kecil ryan suka bergaul dengan siapa saja dan sering diajak bapak untuk ikut dalam pementasan wayang kulit, meskipun hanya duduk dibelakang bapak yang sedang memainkan wayang. Setidaknya dari situ ryan belajar banyak tentang tata bahasa dan tata krama pergaulan, termasuk juga membiasakan diri untuk dipandang oleh banyak orang. Membahas tentang tutur kata yang baik, banyak sahabat yang tidak percaya bahwa ryan adalah seorang yang gagap saat kecil. Lalu apakah sekarang gagapnya sudah hilang? sepertinya gak hilang, cuma tersimpan jauh di dalam dan kadang dalam situasi tertentu masih kerap muncul. Meski tinggal di kota Bontang, bapak tetap dan selalu mengajarkan tradisi dan budaya jawa. Salah satunya adalah penggunaan kata ato bahasa yang berbeda untuk tingkatan usia, sehingga akan tercipta saling menghargai dan menghormati. Untuk berbicara denagn orang yang lebih tua dari kita ato orang yang kita hormati, maka kita harus menggunakan bahas kromo inggil, dst, dll.Ma'af ryan lupa apa aja, tapi yang pasti kita akan dianggap tidak sopan jika menggunakan bahasa jawa sehari-hari ketika kita berbicara dengan orang yang lebih tua ato orang yang seharusnya kita hormati. Ryan yakin begitu juga dalam penggunaan bahasa indonesia, ada kalimat2 yang tidak seharusnya kita gunakan dalam interaksi kita dengan orang yang lebih tua ato orang yang harus kita hormati. Begitu pula dengan intonasi dan keras lembutnya vokal ketika berbicara, juga menjadi faktor orang merasa dihormati ato tidak.

Hal lainnya yang juga menunjang rasa percaya diri adalah kemampuan kita bersikap dan bertingkah laku, khususnya lagi ketika kita menghadiri sebuah acara. Tentunya kita harus bisa membedakan sikap saat berkumpul dengan teman dekat dengan ketika kita berkumpul dengan para relasi. Sebagai contoh, sebaiknya kita berdiri dari kursi tempat duduk kita ketika ada orang yang menghampiri untuk bersalaman dengan kita. Karena jika kita kita tetap dalam posisi duduk ketika menerima uluran tangannya, maka akan memunculkan kesan sombong bagi mereka. Dan tentu saja banyak sikap lain yang harus kita ketahui dan kita pelajari, agar pergaulan kita semakin berkualitas.

Dipelajari?
Yach...semua hal yang ryan sebutkan diatas bisa dipelajari oleh siapapun yang ingin dan mau belajar, baik melalui sekolah2 kepribadian, buku2, sharing dengan rekan anda, ato bahkan melalui praktek langsung di lapangan. Yang selalu saya ingat dari salah satu MC favorit saya, Tantowi Yahya, untuk menjadi seorang pembicara yang baik yang diperlukan adalah 3 hal yaitu latihan, latihan, dan latihan. Itu juga yang ryan rasakan selama ini. Semua ryan pelajari sambil berjalan, sambil terus berlatih, sambil menerima job. hehehehe.....
Salah seorang siswa peserta pelatihan paublick speaking sempat mengajukan pertanyaan sederhana, "bagaimana caranya menghilangkan grogi, ketika akan tampil di depan orang banyak?"
Menurut ryan, grogi tidak akan bisa dihilangkan tapi bisa diminimalisir. Caranya? lawan rasa grogi itu ! jangan mundur karena grogi ato takut. Jadi kalo anda merasa takut dan grogi sebelum menghadiri suatu acara, bertemu dengan banyak orang, ato berbicara di depan orang banyak, yang harus anda lakukan adalah Just Do It ! lakukan saja. Nanti anda akan merasakan sendiri, bahwa rasa takut dan grogi tersebut lama2 akan mengecil dari diri anda dan yang pasti, anda tahu cara mengendalikannya.
Sementara itu saja dulu sharing ryan kali ini. Mo bobo' bentar, buat persiapan tampil di Tepian Channel, TV lokal di kota ryan.

Teteup semangat !!!
30 januari 2009

Minggu, 09 Oktober 2011

BELAJAR GRATIS DAN DIBAYAR



Kalo seandainya ada pertanyaan, siapa yang mau belajar secara gratis?
Ryan yakin sekali anda semua yang membaca tulisan ini pasti akan mengacungkan tangan.
Kalo kemudian pertanyaan dilanjutkan, siapa yang mau belajar secara gratis dan dibayar?
Ryan yakin sekali lagi, anda yang membaca tulisan ini kembali akan mengacungkan tangan. Bahkan mungkin tidak hanya satu tangan anda, tapi keduanya.

Sadarkah anda, bahwa setiap hari dalam proses perjalanan kehidupan kita adalah sebuah proses belajar? Bersyukurlah jika anda menyadari hal tersebut, karena itu berarti anda selalu ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Entah itu di keluarga, masyarakat, pekerjaan, maupun dalam usaha anda. Dan itu artinya anda merasa sedang belajar, setiap hari dalam hidup anda. 

Apa yang sesungguhnya anda cari dalam pekerjaan ato usaha anda? 
Sangat disayangkan jika ternyata anda hanya sekedar mencari gaji ato materi semata, karena begitu banyak hal bermanfa'at lainnya yang bisa kita dapatkan dalam aktifitas tersebut. Percayalah, anda sangat rugi jika waktu anda selama 8 jam sehari dan 7 hari dalam seminggu serta 26 hari dalam sebulan bahkan kadang lebih, hanya dihargai oleh gaji, meskipun 2 ato 3 kali dari UMR. Ryan tidak akan mengupas lebih jauh tentang manfa'at apa saja yang bisa anda dapatkan tersebut, tapi cobalah anda amati dan gali lebih dalam dari sekitar anda.
Ryan hanya ingin berbagi cerita tentang betapa nikmatnya belajar secara gratis dan dibayar pula.

Pendidikan formal ryan hingga saat ini hanyalah SMK jurusan elektronika. Meski orang tua menginginkan ryan untuk melanjutkan kuliah, ryan memutuskan untuk langsung terjun ke kehidupan yang sesungguhnya. Kampus pendidikan kehidupan ryan yang pertama adalah sebuah stasiun radio tidak resmi yang justru mewajibkan penyiarnya untuk ikut serta bayar listrik operasional radio setiap bulannya. Disinilah untuk pertama kalinya ryan mengenal berbagai istilah dalam dunia broadcast, dunia siaran radio. Di kampus yang pertama ini, ryan belum bisa belajar secara gratis tapi tetap harus bayar.
Setelah lulus pada tahap ini, ryan masuk dalam level kampus kehidupan yang lebih tinggi, yaitu sebuah stasiun radio yang sudah cukup punya nama di kotaku dan resmi sebagai radio siaran swasta berijin. Dari rekan2 senior di radio inilah sangat banyak hal baru yang ryan pelajari, baik itu seputar siaran, marketing, managemen, pembukuan, hingga sebuah dunia baru yang begitu menyenangkan Master Of Ceremony.

Peluang untuk naik ke level yang lebih tinggi kembali ryan dapatkan, melalui tawaran untuk bergabung di sebuah Tv lokal dikotaku. Dibayar? No way, gratis alias gretong. Kog mau?! Lha, kenapa harus ditolak kalo seandainya dengan begitu ryan bisa belajar secara gratis bagaimana mengoperasikan kamera, mulai dari handycam sampai kamera BETA. Ryan juga berkesempatan untuk mempelajari bagaimana proses editing dan mengedit gambar, termasuk juga sebagai operator di ruang mixing video audio. Anda tahu, berapa biaya yang harus dikeluarkan jika anda belajar di kampus beneran? 1jt? 2jt? ato lebih? Nah, ryan belajar itu semua secara gratis. Bahkan tidak sampai setahun kemudian, ryan dibayar untuk semua yang ryan pelajari secara gratis tersebut.
Tidak hanya itu saja, di kampus inilah kemudian ryan mulai besar dalam segala hal. Baik dalam hal jaringan, karena sebagai reporter dan kameraman ryan kerap bertemu dengan banyak sekali orang, mulai dari pejabat sampai dengan penjahat. Dari sini pulalah ryan mulai merasakan nikmatnya silaturahmi dan berbagi, sebagai presenter ryan akhirnya kerap diundang sebagai MC di acara pemerintahan maupun perusahaan, dan salah satunya adalah Telkomsel, yang pada akhirnya menjadi kampus ryan yang berikutnya.

Di kampus ini, ryan mendapat kesempatan belajar yang semakin memperkuat apa yang sudah ryan pelajari sebelumnya, dalam segala hal. Baik itu kepribadian, komunikasi, etika, marketing, dan juga hubungan antar personal di perusahaan. Dan tentu saja, sambil terus belajar banyak hal, ryan dibayar. Hehehehe... enak ya?!
Ryan percaya, semua tempat bisa kita jadikan sarana untuk belajar, termasuk tempat anda bekerja ato berusaha. Tentu saja, hal yang kita pelajari akan sangat berbeda, tergantung tempat aktifitas kita sehari-hari. Kalo ryan kuncinya sederhana saja, jangan segan2 untuk membantu pekerjaan orang disekitar kita, apapun itu. Kemudian, jangan hanya mengerjakan yang biasa dan bisa kita kerjakan. Cobalah untuk melakukan pekerjaan yang tidak biasa dan tidak bisa kita kerjakan, tentu akan lebih baik jika mengerjakannya dengan orang yang memang biasa dan bisa mengerjakannnya.

Buat ryan, tidak ada pekerjaan yang sia2 asal kita mengerjakannnya dengan sungguh2 dan ikhlas. Pasti ada manfa'at yang bisa kita dapatkan meski kadang tidak secara langsung, tapi nanti dikemudian hari. 

Ma'af jika ada yang kurang berkenan.

Teteup semangat !!! 

30 januari 2009

BELAJAR BERSYUKUR



Setelah menyelesaikan beberapa urusan bersama istriku tercinta, kendaraan roda dua milikku kuarahkan menuju keluar kota. Tujuannya adalah adalah desa Bukuan, sebuah desa yang berada dibawah naungan kecamatan palaran. Masih wilayah samarinda meskipun letaknya agak jauh diluar kota. Selain untuk bersilaturahmi dengan salah seorang pendengar setia radio BORNeo, kami juga sengaja datang untuk melihat kemungkinan usaha yang bisa kami lakukan di tempat tersebut.

Panas terik tidak begitu kami rasakan karena hembusan angin yang membantu menghilangkan hawa panas yang ada. Namun, ada satu hal yang sangat menyita perhatian kami sepanjang perjalanan. Puluhan (ma'af) pekerja kasar yang tengah sibuk bekerja menggali tanah disepanjang jalan yang kami lalui. Rupanya tengah ada proyek penanaman kabel jaringan dari sebuah perusahaan komunikasi, dan itu hampir sepanjang jalan yang kami lalui.

Wajah dan tubuh mereka belepotan tanah galian. Keringat mereka mengucur deras dari kulit mereka yang hitam legam terbakar matahari. Sesekali tampak oleh kami mereka tengah menyeka keringat mereka.

"Kasihan banget ya mas...", kalimat itu tiba2 meluncur dari bibir istriku."Puasa2 gini mereka harus kerja keras banget".

"Kira2 mereka puasa gak ya?!".

Belum sempat kujawab pertanyaan itu, kami melihat seorang pekerja yang tengah beristirahat sambil meneguk air dari botol minumnya. Aku sempat tertegun, bukan karena pekerja itu yang tidak puasa. Tapi lebih karena kondisi pekerja tersebut. Tubuhnya tampak sangat legam, kurus, dan tua. Entah berapa usianya, tapi bisa jadi hampir 50an tahun. Hal ini terlihat dari guratan2 tua di wajahnya.

"Kira2 mereka dibayar berapa ya mas?"tanya istriku lagi.

"Mudah2an sesuai dengan apa yang sudah mereka kerjakan" jawabku sekenanya.

"Alhamdulillah benget ya mas, kita masih punya kemampuan yang bisa menghasilkan uang tanpa harus bekerja sekeras mereka", aku terdiam.

"Tempat kita siaran adem kerena pake AC. Mungkin gaji mereka sama dengan kita ya mas?! Padahal kita cuma duduk santai dan ngomong 2 jam sehari, tapi kita bisa dapat sama dan mungkin lebih dari mereka. Belum lagi kalo pas kita dapat job MC" kata istriku panjang lebar.

"Makanya kita harus selalu bersyukur mas. Dibandingkan dengan mereka dan banyak orang yang lain, kita ini masih sangat beruntung"

Alhamdulillah...

Kami memang masih sangat beruntung

Memiliki orang tua yang dapat mengerti dan menerima keadaan kami yang masih harus menumpang bersama mereka.

Memiliki sodara yang selalu membantu dalam setiap kesulitan

Memiliki motor yang meskipun belum lunas tapi sangat membantu kegiatan kami

Memiliki usaha kecil yang terus kami usahakan untuk menjadi besar

Memiliki orang2 yang masih percaya bahwa kami mampu mendukung kesuksesan acara mereka sesuai dengan profesi kami sebagai MC

Memiliki banyak hal lain yang memang harus selalu kami syukuri.

Jadi ingat pesan bijak orang tua :

jangan selalu memandang ke atas, sekali-kali tengoklah apa yang ada di bawah.

30 september 2007

Antara impian dan Keluarga.



"Saya harus membalasnya mas" katanya tegas.
"Jika saya tidak mampu menjatuhkannya dengan cara berhadapan, maka saya akan melakukannya dengan cara kasat mata dan dari belakang".
Tidak ada keraguan sedikitpun yang muncul dari suaranya. Bahkan sorot matanya masih menyisakan sesuatu yang membuat saya susah untuk menduganya.
Saya biarkan ia mengambil nafas panjang, kemudian menghembuskannya secara perlahan.
"Itu dulu mas. Sekarang saya pikir itu tidak ada artinya lagi. Bahkan mungkin saya seharusnya bersyukur dan berterimakasih padanya. Jika bukan karena dia, saya tidak akan dipenjara, dan tidak akan menjadi seperti sekarang ini.

Dipenjara?!
Ya, dipenjara. Saya juga sangat terkejut mendengar ceritanya. Sesuatu yang sungguh tidak pernah saya bayangkan sebelumya akan menimpa sahabat saya yang meski terkenal keras, dia juga adalah sosok yang amanah dan jujur. Apalagi kemudian ketika ia bercerita bahwa semua itu karena dugaan penggelapan yang dilakukannya.

Meski lama tidak berjumpa, saya masih sangat akrab dengan sosok sahabat saya yang satu ini. Selain karena pernah bersama-sama mendirikan sebuah perusahaan (yang tidak berjalan dengan baik), kami dulu punya impian yang sama. Kami punya impian2 besar yang jika saat itu kami sampaikan pada orang lain, mereka akan menganggap kami gila. Kami pernah punya mimpi untuk memiliki sebuah usaha berupa cafe lesehan, lengkap dengan wifi dan live band. Padahal saat itu kami tidak memiliki apapun sebagai modal. Dan impian terbesar kami, ingin punya banyak uang dan punya banyak waktu untuk jalan2 tanpa harus bekerja.

Waktu tidak banyak merubahnya. Dia tetaplah sosok yang penuh semangat, optimis, dan selalu berapi-api. Dan dia jelas mengingatkanku akan sosok Arai, Sang pemimpi. Terakhir yang aku tahu, ia memutuskan untuk menutup usahanya dan bekerja pada sebuah kantor pengadilan tinggi. Kabar terbarunya adalah dia mencoba maju sebagai caleg dalam pileg beberapa waktu lalu. Bukannya terpilih, ia justru harus mendekam dalam bui.

Ceritanya cukup panjang. Singkatnya, karena ia ngotot dan keras kepala mempertahankan kebenaran, ia akhirnya dijebloskan ke penjara. Saya masih terngiang dengan jelas ucapannya, "Saya sendiri siap mas kalo harus dipenjara sekalipun. Tapi saya lupa, saya punya keluarga yang tidak siap jika saya dipenjara". Kesadaran itulah yang kemudian membuatnya mema'aflan orang yang telah menfitnah dirinya hingga harus mendekam di hotel prodeo. Kesadaran itu jugalah yang membuatnya tidak melakukan tuntutan balik. Ia sudah cukup merasa puas dengan keputusan pengadilan yang menyatakan bahwa ia bebas murni.
"Saya tidak ingin membuat keluarga saya lebih menderita, sungguh tidak adil rasanya", begitu tuturnya lembut.

Kalimat ini sontak menyadarkan saya.
Berapa banyak diantara kita yang melakukan hal-hal untuk kepentingan kita sendiri dengan mengatas namakan 'demi kepentingan keluarga'? Seberapa sering kita mengambil keputusan sendiri, padahal akibatnya juga akan ditanggung oleh keluarga? Seberapa penting keluarga bagi kita?

Bukan hal yang mudah menjawab pertanyaan tersebut dalam tindakan dan perilaku sehari-hari. Apalagi jika komunikasi menjadi barang yang mahal dalam sebuah keluarga, dan kebersamaan adalah sesuatu yang sangat langka tercipta. Padahal sudah bukan merupakan rahasia, keluarga memberi andil sangat besar dalam kesuksesan anda sebagai apapun. Beruntung dan bersyukurlah jika keluarga mendukung sepenuhnya apa yang anda lakukan.
Sebagai pribadi, anda punya hak untuk melakukan apapun yang anda ingin lakukan. Namun sebagai anggota keluarga, anda juga punya kewajiban yang harus anda penuhi terhadap keluarga.

Salah seorang sahabat saya yang sudah anggap seperti layaknya seorang kakak, adalah sosok seniman sejati yang idealis. Semasa muda dan masih sendiri, ia mencurahkan seluruh hidupnya hanya untuk berkesenian. Ia seakan tidak pernah peduli dengan masa depan kehidupannya, apalagi untuk bekerja. Baginya, kesenian itulah hidupnya. Ia aktif dalam kelompok teater, membuat puisi, patung, belajar melukis, dan seabreg kegiatan seni lainnya. Namun ketika beberapa waktu kemudian saya bertemu dengannya, ada peubahan yang begitu luar biasa. Ia memang tetap berkesenian, tetap menulis puisi, dan menciptakan komposisi2 musik etnik bersama dengan kelompoknya, namun ia juga sekarang kemudian bekerja. Bekerja?! Saya sendiri hampir tidak percaya ketika mendengarnya.
Tapi begitulah.... ia menyadari betul bahwa kehidupannya saat ini bukan hanya untuk dan tentang dirinya. Kehidupannya kini juga adalah tentang keluarga dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.

Ketika saya memutuskan untuk berangkat mengikuti Training For Trainer 1 bersama Jamil Azzaini di Yogyakarta, saya juga harus meminta persetujuan dari istri. Selain karena saya akan pergi cukup jauh dalam jangka waktu yang (menurut saya) cukup lama, ini juga berkaitan erat dengan kondisi keuangan yang saat itu memang tidak stabil. Setidaknya kami tahu konsekwensi dari pilihan yang saya ambil tersebut, dan tentu saja siap untuk menghadapinya. Dalam banyak kesempatan, sebenarnya ada banyak situasi yang mengharuskan kita sebaiknya berdiskusi dengan keluarga untuk sebuah keputusan. Apalagi jika keputusan tersebut akan membawa dampak dan pengaruh bagi kehidupan keluarga. Meski keputusan akhir akan kembali pada anda, setidaknya keluarga anda tahu konsekwensi dari keputusan yang anda ambil.

Jika anda belum menikah, anda punya kesempatan luas untuk mengejar impian2 anda. Namun setelah anda menikah, jangan lupa dengan kewajiban dan impian2 keluarga anda.
Saya tidak meminta anda membuang impian2 anda, tapi jadikan impian anda tersebut menjadi impian keluarga anda. Sehingga anda tidak berjuang sendiri, namun di dukung penuh oleh keluarga anda.
Bagaimana jika impian2 anda tidak mungkin disatukan dengan impian2 keluarga anda. Tentukan sikap dan prioritas anda, apakah keluarga ato impian2 anda. Sekedar anda tahu saja, banyak sahabat saya yang mampu merengkuh keduanya, dengan bekal komunikasi yang dan pengertian yang baik sesama anggota keluarganya.

Jadi, benarkah yang anda lakukan saat ini adalah demi keluarga?

Salam SuksesMulia,
Teteup Semangat !!!

Ryan 'Master Insight'
16 januari 2010

AKU CINTA PADAMU



"Ayah masih sayang gak sama bunda?"
"Ayah masih cinta gak sama bunda?"
"kog ayah sekarang gak romantis lagi kayak waktu pacaran dulu?"
anda pernah atau sering mendengar kalimat tanya tersebut dari istri anda? bersyukurlah jika anda masih mendengarnya. karena jika tidak, bisa jadi dia telah mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut dari tempat lain. namun jika ya, berarti saatnya harus berbenah diri. kenapa? karena bisa jadi anda sudah lupa kalau anda punya istri. gawat kan kalau begini?!

kesibukan kita untuk memenuhi kebutuhan keluarga kadang membuat kita lupa akan hal2 kecil yang sangat membawa dampak luar biasa. anda masih ingat, kapan pertamakali anda bilang "aku cinta padamu" pada istri anda? masih ingatkah anda, kapan terakhir kali anda mengatakan hal itu? tadi malam? kemarin? minggu lalu? atau bahkan anda lupa kapan terakhir mengatakannya?! hehehehe.... tidak perlu anda jawab, jujur saja pada diri anda sendiri. meski tidak semua wanita (atau memang semua wanita?), tapi sebagian besar mereka suka mendengar kata itu kita ucapkan. apalagi jika diawali dengan pujian, serta diakhiri dengan sebuah kecupan sayang.

pada umumnya pria berpikir (termasuk saya), bahwa kata tersebut sudah tidak terlalu perlu lagi dikatakan. toh apa yang kita lakukan selama ini sudah cukup membuktikan bahwa kita mencintai istri kita (menurut kita), dengan mencoba mencukupi segala kebutuhan (materi) dan tanggung jawab kita. dan ini manjadi sebuah target dan beban berat bagi kita yang merasa belum mampu sepenuhnya mencukupi kebutuhan (materi) istri, sehingga fokus kita tidak lagi untuk kebahagiaan istri dan keluarga. apalagi jika anda sudah memilki anak, yang sering dikatakan sebagai buah cinta.

saya yakin, kita salah besar dalam hal ini. istri saya dan kebanyakan istri anda, akan sangat senang bila kita mampu memberikan segala kebutuhan dan kecukupan materi bagi mereka. tapi saya percaya, mereka akan sangat bahagia jika masih bisa mendengar sebuah kalimat yang dulu pernah mengharu biru perasaan mereka, yang membuat mereka mempercayakan hidup dan masa depannya bersama kita, dan kata itu adalah... aku cinta padamu.

saya sedang belajar melakukannya lagi, setelah cukup lama terabaikan. bukan karena saya tidak lagi mencintainya, tapi cara saya menyampaikannya yang berbeda. saya sedang berusaha keras untuk mewujudkan mimpi2 saya, yang juga menjadi mimpi kami. saya fikir itu sudah cukup menjawab berbagai pertanyaan tersebut, namun nyatanya tidak. parahnya lagi, saya menganggap biasa kehadirannya. padahal dia sangatlah istimewa, bahkan luar biasa. dialah yang manjadi tempat saya bersandar ketika saya galau, membangkitkan semangat saya ketika saya terjatuh, menyemangati ketika saya ragu, dan menjadi mesin penggerak ketika lelah. saya yakin, begitu juga dengan istri anda. dia bisa menjadi semua seperti yang kita butuhkan, hanya karena dia adalah istri dan dia mencintai kita. jadi tidak ada salahnya kita menyempatkan diri, meski tidak selalu dalam setiap kesempatan, untuk sekedar mengatakan... Bunda, Aku Cinta Padamu.

Teteup Semangat !!!
11 juni 2009

'Cari pegangan dan atau balik baju anda'.

Dalam setiap kesempatan, setiap kali ada teman yang curhat ato sharing seputar masalahnya, saya selalu menyarankan 2 hal, 'cari pegangan dan atau balik baju'. Sengaja saya memberi tanda petik pada kalimat tersebut, karena memang bukan itu makna yang sesungguhnya. Masalah anda tidak akan selesai hanya dengan berpegangan pada tiang bendera, ato membalik baju yang anda kenakan. Sesungguhnya yang saya maksudkan adalah, temukan seseorang yang bisa anda percaya untuk diajak sharing dan atau lihat masalah anda dari sudut yang berbeda.

Kesalahan dari kebanyakan kita adalah kerap menutup diri ketika sesuatu terjadi dan menimpa kita. Bisa jadi karena malu atau minder, atau karena memang tidak memiliki seseorang yang bisa dipercaya dan diajak sharing. Padahal, apapun masalah yang anda hadapi, akan lebih cepat terselesaikan jika anda membuka diri dan sharing dengan orang yang bisa dipercaya. Pengalaman saya selama ini membuktikan bahwa tidak sedikit diantara kita yang punya masalah sebenarnya sudah menemukan jalan keluarnya, namun hanya perlu dukungan moril dan tempat untuk berbagi bebannya. Dalam sebuah kesempatan, seorang teman justru hanya merasa perlu didengarkan keluh kesahnya. itu saja.

Yang menjadi kendala kadang, kita merasa tidak memiliki seseorang yang bisa diajak berbagi. Bagi yang telah menikah, pasangan kita idealnya bisa menjadi tempat berbagi. Meski dalam beberapa kasus tertentu, hal ini tidak bisa dilakukan. Di kota2 besar, anda bisa lebih mudah berkonsultasi dengan psikolog yang memang membuka praktek untuk membantu masalah anda. Namun jika itu tidak anda dapatkan, beberapa radio dan televisi kerapkali menampilkan acara berupa ruang konsultasi. Percayalah, banyak orang2 disekitar anda yang pasti bisa dipercaya untuk membantu menyelesaikan masalah anda. Namun, anda harus berusaha menemukannya, dan kadang itu tidak mudah. Kebanyakan mereka tidak akan datang dengan sendirinya, namun siap membantu jika anda memintanya.

Cobalah memandang masalah anda dari sudut pandang yang berbeda, kadang diperlukan orang lain untuk membantu kita melakukannya. Untuk bisa melihat lebih detail sebuah lukisan, maka kita harus bisa memandangnya dari luar bingkai lukisan. Jika kita berada di dalam lukisan tersebut, kita tidak akan bisa melihat setiap sudt dan detail yang ada. Karena kita berada di dalamnya, pandangan kita akan sangat terbatas. Berikan kepercayaan pada orang lain yang kita percaya, untuk memberikan penilaian dan memberikan pandangan serta masukan untuk masalah yang kita hadapi. Bisa jadi anda akan bertambah bingung untuk memilih solusinya, namun anda akan semakin kaya dengan pilihan solusi berikut resikonya. Dan akhirnya, itu akan membuat langkah anda semakin mantap dalm mengambil sebuah keputusan. Bukan karena alasan siapa yang salah ato siapa yang benar, siapa yang menang ato siapa yang kalah, tapi karena itulah yang terbaik yang harus anda lakukan untuk anda pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Dan akhirnya, saya harus mengingatkan kembali. Kunci penyelesaian setiap masalah ada pada diri anda sendiri, bukan pada orang lain, siapapun dan apapun sebutan mereka. Mereka hanya membantu anda melihat sebuah masalah dari sudut pandang berbeda, yang bisa jadi tidak anda inginkan tapi sebenarnya memang anda butuhkan. Tentukan dan lakukan pilihan sesuai dengan kata hati dan kemampuan anda, karena andalah yang akan menjalani hidup anda selanjutnya, termasuk resiko atas pilihan anda.

Salam SuksesMulia,
17 agustus 2009

Marketing katrok

" Wah, baru mborong ya pak?" tanya seorang ibu yang juga sedang antri dibeselahku.


" Gak bu, ini barang dagangan saya. Kebetulan barusan ada yang mo lihat contoh barang " jawabku sembari tersenyum manis.

" Oooo, saya kira mborong. Itu Bed Cover ya pak? " tanyanya kemudian.

" Bukan bu, ini selimut jepang. Selimut anti alergi dan juga anti bakteri, saya distributornya untuk kalimantan " kataku kemudian sambil tersenyum lebih manis.

" Selimut jepang? boleh lihat pak? " tanyanya kemudian sembari mulai membuka dan mengelus-elus selimut yang kubawa.

" Iya bu, kami menyebutnya seperti itu. selimut ini diproduksi oleh pabrik yang menggunakan teknologi jepang di indonesia. Sebenarnya selimut ini selimut ekspor, namun kami diberikan kesempatan untuk memasarkannya di indanesia. Saat ini saya juga sedang mencari reseller untuk membantu penjualan selimut jepang ini di kalimantan " kata saya sembari menyerahkan selembar kartu nama.

" Bahannya lembut ya pak " komentarnya saat tangannya menyentuh the princess yang kubawa.

" Itu baru yang 80% bu, yang ini lebih lembut karena bahannya 100% acrylic " kataku sembari membuka dan menyodorkan kawai pink.

" Modelnya juga banyak bu, mulai yang untuk bayi, remaja ato abg, sampai dengan dewasa " lanjutku sambil menyodorkan buku katalog. " Semuanya ada di dalam katalog ini bu " .

" Wah, modelnya bagus2. Kalo saya mo ikut njualkan, syaratnya gemana mas? " tanya ibu itu antusias.

" Caranya gampang bu. Ibu cukup belanja diawal sebesar 1jt rupiah, itu bisa dapat sekitar 6 ato 7 selimut, dan ibu sudah akan mendapatkan harga reseller yang sangat special. Selanjutnya ibu bebas mo belanja berapapun, akan tetep dapat harga reseller " jelasku juga dengan antusias.

" Syarat lainnya ada gak? " tanyanya

" Gak ada bu. Oia, kami juga ada garansi retur barang. Artinya, jika ibu punya model brb-1 tapi konsumen mau brb-2 maka ibu bisa tukar model tersebut dengan yang dimaui konsumen " jelasku.

" ok pak, nanti saya hubungi bapak lagi ya " kata ibu itu sambil berlalu menuju meja CS karena nomer antriannya sudah dipanggil.


Percakapan itu terjadi pada ruang tunggu antrian CS di sebuah bank, dan kerapkali terjadi setiap kali ryan nenteng2 Selimut Jepang saat menyelesaikan sebuah urusan. Entah itu saat setoran ke bank, bayar air, bayar listrik, jalan ke mall, dan ke tempat2 lain dimana banyak orang berkumpul. Di saat lain, ryan terpaksa harus mohon ma'af pada seorang ibu karena anaknya nangis minta barbie yang ryan bawa, sementara (katanya) dia gak bawa uang yang cukup. Melihat dari pengalaman tersebut, ryan pada akhirnya kerap menenteng-nenteng Selimut Jepang dalam berbagai kesempatan, kecuali ketika harus MC.

Awalnya memang karena ada yang mo lihat contoh, sementara ryan juga harus segera menyelesaikan suatu urusan dengan bank. Tapi kini, semua adalah rekayasa, semua memang ryan sengaja. Artinya, dari rumah ryan memang sudah bawa Selimut Jepang. Supaya mereka tahu, ryan jual Selimut Jepang. Cara ini masih sering ryan gunakan, dan terbukti masih sangat efektif untuk memperkenalkan produk kita.


Buat rekan2 yang ingin menggunakan cara ini, ada beberapa tips yang bisa ryan bagi :
1. Putuskan urat malu anda
2. Bawa minimal 2 contoh Selimut Jepang, yang bahan 80% dan 100% acrylic
3, Jangan pernah lupa bawa katalog
4. Jangan menawarkan pada security. Anda bisa diusir karena dikira sales
5. Perkuat produk knowledge, semua ada di http://www.rajaselimut.com/
6. Follow up
7. Teteup Semangat.


Semoga bermanfa'at.
31 maret 2009

I love my world 3

Tidak ada pekerjaan yang sia2.

Apa yang kita dapatkan hari ini, tergantung dari apa yang kita lakukan di masa lalu. Tidak lama setelah radio Bharata dibubarkan, saya ditawari untuk bergabung dengan salah satu radio siaran swasta yang ada di kota saya. Kebetulan mereka membutuhkan tambahan penyiar, dan mereka juga telah mengenal saya sebelumnya saat masih di radio bharata. Daripada tidak ada kegiatan rutin yang menghasilkan, saya akhirnya menerima tawaran itu. Lumayan... sambil mengisi waktu luang, bisa belajar siaran, dapat honor lagi. Siapa tau juga ntar bisa jadi MC kondang seperti yang aku liat di TVRI (waktu itu).

Saya beruntung bisa bergabung dengan radio NBI. Saya beruntung bisa bertemu dan banyak belajar dari para senior seperti bang Rivai rinaldi, Adi Kusuma, dan beberapa nama lainnya. Didikan mereka yang keras membuatku menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Apalagi mereka juga menuntutku untuk selalu kreatif dan mengembangkan diri.

Saya masih ingat sekali... Saat meeting kami semua diminta untuk membuat program yang mampu mengangkat nama radio kami, setidaknya program tersebut dapat diterima pendengar. Berdasarkan survey di lapangan dan hasil ngobrol dengan pendengar, saya mengusulkan sebuah acara yang menghadirkan lagu2 dangdut. Ide itu ternyata tidak mendapat sambutan baik, apalagi saat itu dangdut masih sangat dekat imejnya dengan musik kampungan. Namun ide ini ternyata mendapat dukungan dari owner, yang juga melihat ini adalah peluang pasar yang bagus. Setelah melalui perdebatan, acara itu akhirnya disetujui dengan syarat, saya harus membawakan acara tersebut dan tidak ada teman lain yang bersedia untuk mengisi jadwal acara tersebut. Tantangan ini saya sambut dengan senyuman. Tidak ada salahnya mencoba, toh tidak ada ruginya buat saya. Saya sendiri tidak pernah terlalu pusing dengan anggapan bahwa dangdut adalah musik kampungan ato yang lain2nya. Bagiku semua musik adalah sama. Seperti makanan, ini hanya masalah selera. Dan kita gak bisa memaksakan selera kita pada orang lain kan???

Alhamdulillah... Kehadiran musik dangdut ternyata diterima oleh pendengar, apalagi mereka merasa cocok dengan gaya siaran saya dalam membawakan acara tersebut. Perlahan namun pasti, saya sudah mulai mendapatkan penggemar dari berbagai kalangan. Mulai dari anak sekolah, ibu rumah tangga, sampai dengan para pedagang di pasar2.

Banyak kenangan manis selama menjadi penyiar dangdut. Yang pasti, pendengar dangdut adalah pendengar yang sangat fanatik. Seringkali mereka sengaja datang ke studio saat saya sedang siaran hanya ingin sekedar melihat secara langsung penyiar yang membawakan acara favorit mereka. Dan setiap kali, mereka datang tidak dengan tangan hampa. Selalu ada buah tangan yang mereka sertakan. Apa yang mereka bawapun tergantung dengan profesi mereka. Jika mereka adalah pedagang, sudah pasti yang mereka bawa adalah barang dagangan mereka, bisa sayur2an, ikan, kerupuk, buah2an, sampai dengan pakaian jadi bahkan uang !!! Wah... saya gak pernah bermimpi sampai seperti ini. Saya hanya ingin menghibur dan berbagi kegembiraan dengan mereka yang suka dengan lagu dangdut. Buat saya, dangdut adalah musik yang asik. Meskipun syairnya sedih, yang nyanyi sampai keluar air mata, musiknya tetep aja asik buat goyang.

Meski hanya dalam lingkup kecil, saya telah merasakan menjadi selebritis. Dikenal banyak orang, selalu disapa oleh orang yang kadang kita lupa pernah kenal dan ketemu dimana. Saya yang sebenarnya tidak bisa menyanyipun terpaksa harus belajar menyanyi, karena setiap kali hadir pada undangan mantenan atau event yang ada hiburannya, mereka selalu meminta saya untuk menyanyi. Lagunya tentu saja dangdut, karena mereka mengenalku sebagai penyiar dangdut. Jujur... saya gak bisa nyanyi, apalagi dangdut. Tapi demi untuk tidak mengecewakan mereka, saya memaksakan diri untuk bernyanyi. Dan akhirnya mereka tau, saya tidak banyak hapal lagu dangdut. Karena setiap kali nyanyi, lagunya adalah syahdu ato sakit gigi. Hehehehehehehehe.....

Banyak hal yang tidak bisa saya lupakan selama bergelut dengan dunia dangdut, yang terlalu banyak jika diceritakan semuanya. Mungkin saya akan membagi satu saja. Suatu sore ketika sedang siaran, saya menerima telepon dari salah seorang penggemar, seorang ibu yang sedang hamil muda. Ia mengatakan sangat ingin bertemu, bahkan ia sudah meminta ijin pada suaminya untuk berkunjung ke studio. Menurut suaminya, istrinya itu sedang hamil muda dan ngidam ingin bertemu serta mengenal Ryan Widiyanto, penyiar dangdut yang selama ini hanya ia dengar suaranya. Karena jarak rumahnya yang lumayan jauh, saya menawarkan diri untuk datang ke rumahnya, supaya dia gak kerepotan dengan kehamilannya. Ternyata dia sangat menyambut baik usul itu, dan berjanji akan melakukan penyambutan yang istimewa.

Dan begitulah...keesokan harinya saya datang mengunjunginya. Dan seperti janjinya, ia dan suaminya menyambut dengan sangat istimewa. Meski belum saling kenal, mereka menyambut saya seperti layaknya keluarga jauh yang sudah lama tidak bertemu.

Jadi kangen sama mereka semua...
Semoga...semua tetap baik2 saja.
Teruslah melakukan yang terbaik saat ini, karena kita tidak tahu apakah masih ada kesempatan untuk mengulanginya di esok hari.

Teteup semangat !!!
23 september 2007

I love my world 2

Lepas dari bangku SMK, saya telah meneguhkan diri untuk mencari kerja meski kedua orang tua saya sangat berharap saya meneruskan pendidikan ke bangku kuliah.
Bukan karena tak ingin, tapi lebih karena saya tidak sampai hati dengan kondisi keuangan kedua orang tua. Biarlah... pada saatnya nanti, saya akan mempersembahkan gelar kesarjanaan untuk mereka, meski tidak secepat yang mereka harapkan.

Ternyata... harapan tak selalu indah dalam kenyataannya. Ijasah SMK saya hanya menjadi bahan tertawaan mereka yang membutuhkan tenaga kerja, sehingga membuat saya harus "menganggur" cukup lama. Namun alhamdulillah, meski "menganggur", saya tidak terlalu sering merepotkan kedua orang tua. Daripada waktu terbuang percuma, saya manfa'atkan saja untuk berbagai kesibukan yang ternyata sangat mendatangkan manfa'at.
Bersama teman-teman di karang taruna di desa, saya "ngamen" dari panggung ke panggung, di berbagai acara hajatan. Mulai dari mantenan, sunatan, ulang tahun, pokoke mereka yang membutuhkan hiburan di acara mereka. Selain itu, pada setiap bulan puasa ato natal dan tahun baru, saya bergabung dengan teman-teman kreatif yang membuat kartu ucapan lebaran ato natal dan tahun baru, yang kami jual secara eceran di emperan toko ataupun di halaman kantor pos.

Alhamdulillah... meski kedua orang tua kerap kali mendapatkan cemoohan dari rekan kerja dan tetangga, mereka tetap mendukung aktifitas yang saya lakukan, selama itu tidak merugikan orang lain dan tetap menjaga kehormatan diri dan keluarga. Apalagi semua yang saya lakukan adalah halal dan mendatangkan manfa'at bagi orang lain.

Langkahku di dunia broadcast kembali terjejak ketika di kotaku muncul sebuah stasiun radio baru, radio Bharata namanya. Studionya adalah sebuah pos kamling yang disulap menjadi ruang siaran, dengan antena pemancar yang ditancapkan diatas pohon kelapa setelah sebelumya daun dan buahnya dibabat habis. Tidak susah bagi saya untuk bergabung di radio ini, karena sebagian besar mereka semua adalah teman-teman sesama musisi. Yang cukup membuat saya galau adalah jarak yang harus saya tempuh untuk sampai ke studio, karena jika harus naik angkot pasti akan memerlukan uang transport yang tidak setiap saat mampu kudapatkan. Apalagi si pemilik juga mengharuskan kami yang bergabung sebagai penyiar harus membayar iuran untuk bayar listrik setiap bulannya, karena memang tidak ada sumber dana lain yang diharapkan untuk itu.

Alhamdulillah...ternyata saya memiliki kendaraan roda 2 (baca : sepeda ) yang bisa saya manfa'atkan untuk berangkat dan pulang siaran. Sementara untuk iuran bulanan, jika memang sedang sepi job "ngamen", aku terpaksa "merampok" uang belanja ma2k. Ternyata, tidak ada pekerjaan yang sia2. Banyak hal yang bisa saya pelajari dari setiap apa yang saya lakukan. Apalagi saya bertemu dengan orang2 yang punya kreatifitas2 "gila". Namun inilah yang justru menjadi bumerang bagi radio Bharata. Karena "kegilaan" kami ini menyebabkan rating radio kami bisa mengalahkan radio yang "resmi", yang pada akhirnya membuat "mereka" gerah dan melaporkan tentang kondisi radio kami yang memang tidak berijin. Efeknya jelas... radio kami dipaksa tutup. Bahkan beberapa teman senior kami juga sempat diangkut, meski hanya untuk dimintai keterangan. Dan begitulah...kami kembali dengan aktifitas kami masing2, sembari berusaha mengubur keinginan untuk menjadi seorang penyiar yang profesional. Selalu ada hal baik yang kita dapatkan pada setiap kegiatan yang kita lakukan, tinggal bagaimana kita menggali dan menemukannya.

I love my world 1

Semuanya berawal dari tugas praktek guru elektronika kami. Kebetulan kelompok kami mendapatkan tugas untuk membuat pemancar radio, dan begitulah. Dengan segala kemampuan dan bimbingan dari guru, kami dapat membuat pemancar radio FM dengan kekuatan 5 watt. Setelah dikumpulkan untuk dinilai, peralatan tersebut dikembalikan kepada kami.
Daripada tidak dimanfa'atkan, saya dan beberapa teman akhirnya memutuskan untuk menggunakan pemacar tersebut untuk membuat stasiun radio sederhana. Kami "urunan" mengumpulkan peralatan yang diperlukan, termasuk kaset yang digunakan untuk siaran. Meski hanya didengar oleh warga satu gang, namun kami sangat senang. Apalagi mereka juga mau membeli kupon request yang kami siapkan untuk mereka memesan lagu yang mereka suka dan menyapa rekan2 mereka.
Kesenangan ini tidak berlangsung lama. Kami terpaksa harus mematikan peralatan dan menurunkan antena karena ramai isu bahwa akan ada razia bagi radio2 yang tidak berizin. Apalagi (katanya) kalo ketahuan, orangnya akan dipenjara. Hal ini sempat berlangsung cukup lama. setelah merasa cukup aman, kami berniat untuk mengudara kembali. Namun apa daya, beberapa peralatan siaran kami ternyata sudah hilang, termasuk juga kaset2 koleksi kami yang sangat berharga.
Tidak mudah memang untuk mendapatkan sebuah keberhasilan dan kesuksesan. Terkadang harus menelan begitu banyak kepedihan dan kekecewaan. Namun, semangat tidak boleh pudar. Karena kegagalan sesungguhnya tidak pernah ada, yang ada adalah semangat untuk sukses yang kian padam.

I love my world

Entah sejak kapan saya mulai mencintai dunia ini. Saya juga sudah lupa kapan pertama kali saya tampil sebagai MC ato pembawa acara. Yang jelas banyak teman2 sekolah saya yang sangat terkejut dan tidak percaya saya bisa berprofesi sebagai penyiar dan MC, karena mereka tau, saya yang dulu selalu gagap setiap kali harus membaca buku pelajaran di dalam kelas. Makanya saya paling takut kalo pelajaran bahasa indonesia karena selalu meminta para murid untuk membaca secara bergiliran. Hehehe...jadi inget kebiasaan dulu sekolah. Setiap kali akan tiba giliran saya untuk membaca buku, saya selalu pura2 ijin ke belakang. Tentunya dengan harapan agar giliran saya membaca dapat terlewatkan. Namun rupanya guru saya hapal dengan kebiasaan saya ini sehingga pada akhirnya saya tetap dapat "jatah" ketika sudah kembali dari belakang.

Oia, saya ingat. Saya pertama kali belajar berkomunikasi melalui sebuah alat sederhana yang bernama intercome. Sebuah alat komunikasi seperti HT namun menggunakan kabel yang disambung dari rumah ke rumah. Saat itu saya masih duduk dibangku SMP. Kebetulan Bapak adalah koordinator yang salah satu tugasnya adalah memutar adzan ketika waktu sholat magrib tiba, kemudian dilanjutkan dengan memutar lagu qasidah atao lagu2 islami. Setiap kali sebelum adzan, saya selalu mengingatkan pada warga intercome bahwa sudah waktu sholat magrib. "Warga intercome yang berbahagia, kini tibalah saatnya untuk menjalankan ibadah sholat magrib. Selanjutnya jalur mohon dikosongkan dan selamat menjalankan ibadah sholat magrib". Begitulah kalimat yang selalu saya sampaikan.

Kadang, saya juga "nyendul" di sela2 lagu2 rohani yang diputar. Kebiasaan saya ini ternyata juga diperhatikan oleh rekan2 penggemar interkom. Sehingga kadang2 ketika jalur sepi, mereka meminta saya untuk memutar lagu yang mereka minta sambil bergaya se-olah2 sedang siaran. Kebiasaan yang berlanjut ini pada akhirnya banyak menuai protes, karena jalur komunikasi ini jadi lebih sering diisi dengan musik daripada untuk berkomunikasi. Akupun ditegur habis2an, karena semua ini adalah memang atas ide saya. Akhirnya kesempatanku "ngomel" kembali hanya saat magrib tiba.

Ah, selalu ada awal untuk semuanya. Mungkin memang itu juga yang menjadi awal kecintaan saya pada dunia komunikasi, pada dunia broadcast. Saya mencintai dunia ini. Lewat dunia ini, saya bisa berbagi dengan sesama yang menjadi pendengar. Kebahagiaan, pengetahuan, dan semangat untuk terus memberi yang terbaik, untuk diri saya, orang2 yang  saya cintai, dan semua yang menginginkannya.