Selamat datang.
Blog ini saya buat sebagai bentuk keyakinan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi manfa'at bagi orang lain, bisa jadi melalui berbagai pengalaman pribadi yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Perbedaan sudut pandang seharusnya membuat kita menjadi semakin kaya dan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap sebuah pilihan.
Terimalah blog yang sederhana ini dengan keterbukaan pikiran agar menjadi manfa'at jika itu baik, dan jika tidak baik maka abaikanlah.

Teteup Semangat !!!

Minggu, 09 Oktober 2011

BELAJAR BERSYUKUR



Setelah menyelesaikan beberapa urusan bersama istriku tercinta, kendaraan roda dua milikku kuarahkan menuju keluar kota. Tujuannya adalah adalah desa Bukuan, sebuah desa yang berada dibawah naungan kecamatan palaran. Masih wilayah samarinda meskipun letaknya agak jauh diluar kota. Selain untuk bersilaturahmi dengan salah seorang pendengar setia radio BORNeo, kami juga sengaja datang untuk melihat kemungkinan usaha yang bisa kami lakukan di tempat tersebut.

Panas terik tidak begitu kami rasakan karena hembusan angin yang membantu menghilangkan hawa panas yang ada. Namun, ada satu hal yang sangat menyita perhatian kami sepanjang perjalanan. Puluhan (ma'af) pekerja kasar yang tengah sibuk bekerja menggali tanah disepanjang jalan yang kami lalui. Rupanya tengah ada proyek penanaman kabel jaringan dari sebuah perusahaan komunikasi, dan itu hampir sepanjang jalan yang kami lalui.

Wajah dan tubuh mereka belepotan tanah galian. Keringat mereka mengucur deras dari kulit mereka yang hitam legam terbakar matahari. Sesekali tampak oleh kami mereka tengah menyeka keringat mereka.

"Kasihan banget ya mas...", kalimat itu tiba2 meluncur dari bibir istriku."Puasa2 gini mereka harus kerja keras banget".

"Kira2 mereka puasa gak ya?!".

Belum sempat kujawab pertanyaan itu, kami melihat seorang pekerja yang tengah beristirahat sambil meneguk air dari botol minumnya. Aku sempat tertegun, bukan karena pekerja itu yang tidak puasa. Tapi lebih karena kondisi pekerja tersebut. Tubuhnya tampak sangat legam, kurus, dan tua. Entah berapa usianya, tapi bisa jadi hampir 50an tahun. Hal ini terlihat dari guratan2 tua di wajahnya.

"Kira2 mereka dibayar berapa ya mas?"tanya istriku lagi.

"Mudah2an sesuai dengan apa yang sudah mereka kerjakan" jawabku sekenanya.

"Alhamdulillah benget ya mas, kita masih punya kemampuan yang bisa menghasilkan uang tanpa harus bekerja sekeras mereka", aku terdiam.

"Tempat kita siaran adem kerena pake AC. Mungkin gaji mereka sama dengan kita ya mas?! Padahal kita cuma duduk santai dan ngomong 2 jam sehari, tapi kita bisa dapat sama dan mungkin lebih dari mereka. Belum lagi kalo pas kita dapat job MC" kata istriku panjang lebar.

"Makanya kita harus selalu bersyukur mas. Dibandingkan dengan mereka dan banyak orang yang lain, kita ini masih sangat beruntung"

Alhamdulillah...

Kami memang masih sangat beruntung

Memiliki orang tua yang dapat mengerti dan menerima keadaan kami yang masih harus menumpang bersama mereka.

Memiliki sodara yang selalu membantu dalam setiap kesulitan

Memiliki motor yang meskipun belum lunas tapi sangat membantu kegiatan kami

Memiliki usaha kecil yang terus kami usahakan untuk menjadi besar

Memiliki orang2 yang masih percaya bahwa kami mampu mendukung kesuksesan acara mereka sesuai dengan profesi kami sebagai MC

Memiliki banyak hal lain yang memang harus selalu kami syukuri.

Jadi ingat pesan bijak orang tua :

jangan selalu memandang ke atas, sekali-kali tengoklah apa yang ada di bawah.

30 september 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar