Selamat datang.
Blog ini saya buat sebagai bentuk keyakinan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi manfa'at bagi orang lain, bisa jadi melalui berbagai pengalaman pribadi yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Perbedaan sudut pandang seharusnya membuat kita menjadi semakin kaya dan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap sebuah pilihan.
Terimalah blog yang sederhana ini dengan keterbukaan pikiran agar menjadi manfa'at jika itu baik, dan jika tidak baik maka abaikanlah.

Teteup Semangat !!!

Kamis, 18 Juli 2013

Kematian adalah pagar pembatas impian di dunia



"Jika Allah memberikan manusia kehidupan yang abadi,maka setiap orang pasti bisa mewujudkan impian(dunia)nya". Saya sudah tidak ingat pasti kapan dan dimana saya membaca atau mendengar kalimat tersebut. Namun kalimat itu memberikan kesempatan bagi saya untuk lebih banyak melakukan perenungan,khususnya terhadap berbagai usaha saya dalam mewujudkan impian. Kematian adalah sebuah kepastian. Satu hal yang tidak bisa kita tawar ketika saatnya tiba,meskipun anda mencobanya dengan berbagai cara. Meski demikian,sayangnya kematian tidak akan pernah bisa kita pastikan kapan datangannya.

Bagi kebanyakan orang,kematian yang pasti datang meski tidak tahu pasti kapan datangnya ini menjadi motivasi dan alasan kuat bagi mereka untuk senantiasa berbuat dengan penuh semangat untuk mencapai impian dan cita2nya di kehidupan dunia. Mereka akhirnya senantiasa melakukan upaya yang selalu lebih dari kebanyakan orang lainnya,agar impian mereka sesegera mungkin terwujud sebelum kematian datang menjemput. Sayang,,, tidak sedikit orang yang kemudian menjadikan impian dunia ini seakan-akan adalah tujuan hidup yang utama dan segalanya,sehingga mereka bersedia melakukan apapun caranya agar impiannya bisa terwujud,bahkan sampai melanggar batas larangan yang Allah telah tentukan. 
Bagi orang seperti ini,impian dunia adalah tujuan hidupnya,dan seakan menjadi sebuah keharusan untuk mewujudkannya,tanpa peduli bagaimana caranya. Berbagai upaya,baik atau tidak baik senantiasa ia lakukan untuk mencapai impiannya. Ia juga tidak peduli siapa yang menjadi korban dan harus dikorbankan. Apakah itu salah? Buat saya ini bukan tentang benar atau salah sahabat,tapi tentang pilihan dalam menjalani kehidupan sebelum ajal menjemput kita.

Sabtu, 13 Juli 2013

Bukan jadi yang terhebat,tapi terbanyak memberi manfa'at.


Dulu,,, diawal aktifitas saya memberi sharing pengalaman di seputar Public Speaking,saya merasa telah menjadi seorang yang hebat. Perasaan ini mendadak muncul karena saya yang sesungguhnya gagap dan hanya berlatar belakang pendidikan S3 (maksudnya SD,SLTP,dan SLTA),ternyata diberikan kesempatan dan mampu untuk berbicara di depan banyak orang. Satu hal yang tidak setiap orang mendapatkan kesempatan tersebut,bahkan meski mereka yang telah memiliki lebih banyak pengalaman dan pengetahuan dari saya. Maka setiap kali ada kesempatan berbagi,saya tampil layaknya orang yang hebat,bahkan kadang terlalu berlebihan sampai layak untuk disebut sombong. 

Seiring perjalanan waktu dan jam terbang,saya semakin menyadari posisi saya yang sesungguhnya. Ini dikarenakan kemudian saya semakin banyak bertemu dengan orang-orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih dari apa yang saya miliki. Kesadaran pelan-pelan mulai masuk dalam diri saya,bahwa ternyata ada begitu banyak orang2 hebat dan bahkan lebih hebat daripada saya yang ada diluar sana. Dan untuk membuktikan hal tersebut,saya semakin memperbanyak kesempatan untuk bertemu dan belajar dari banyak orang. Dan benar saja,ketika saya semakin membuka diri dan memperluas silaturahmi,maka semakin banyak orang-orang hebat yang saya temui.

Rabu, 10 Juli 2013

Gapai Impianmu dengan bekal restu Ibumu.


Sejak kecil,kita pasti sudah diajarkan tentang betapa pentingnya untuk menghargai orang tua,khususnya Ibu. Namun berapa banyak diantara kita yang secara sungguh-sungguh menghormati mereka,dan senantiasa melakukan serta memberikan yang terbaik buat mereka? Bisa jadi cukup banyak,meski tidak sedikit juga yang masih bingung dan belum menemukan cara yang tepat untuk membahagiakan mereka,khususnya ibu. Cerita ini adalah pengalaman saya pribadi,semoga bisa menjadi pelajaran dan memberi manfa'at bagi sahabat yang ingin belajar untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik.

Disekitar bulan oktober 2010 yang lalu,saya dan istri dikejutkan oleh berita tentang kesehatan ibunda kami,yang biasa saya panggil mama'. Adik saya yang tinggal sekota dengan orang tua memberi kabar bahwa kondisi penglihatan mama' menurun tajam,dan ini juga dibenarkan oleh bapak saya. Memang hal ini ketahuannya agak terlambat,karena ternyata kondisi mata sebelah kanan mama' sudah sama sekali gelap,tinggal mata kiri yang masih bisa melihat meskipun tidak 100% jelas.
Awalnya bapak mengira ini hanya gangguan penglihatan biasa dan bisa dibantu dengan penggunaan kacamata yang tepat,maka bapak berinisiatif membawa mama' ke optik. Karena hasil pemeriksaan tidak cukup memuaskan,maka disarankan agar mama' diperiksakan ke dokter mata. Ternyata dokter matapun  memberi keterangan yang cukup mengkhawatirkan. Kondisi mata mama' seharusnya jauh lebih baik,jika dilihat dari usianya. Maka kemudian dokter mata merujuk agar mama' diperiksakan ke dokter spesialis syaraf,karena dikhawatirkan ada bagian syaraf di kepala yang bermasalah.

Senin, 08 Juli 2013

Untuk adik-adikku mahasiswa KKN

Tahun ajaran baru segera dimulai,masa penerimaan siswa baru telah selesai,berarti sudah mulai kegiatan MOS atau Masa Orientasi Siswa bagi kebanyakan sekolah lanjutan. Bagi saya,ini berarti adalah masa untuk menambah jam terbang,saatnya untuk lebih banyak berbagi. Karena biasanya di masa seperti saat ini,maka permintaan akan narasumber di instansi tempat saya bekerja akan semakin meningkat tajam,bahkan bisa mencapai 100% lebih. Dalam satu hari,kami kadang harus berbagi di 2 sampai 3 sekolah. Satu hal yang sangat jarang kami temukan di hari biasanya.

Kepadatan jadwal ini biasanya juga akan bertambah dikarenakan dalam waktu yang bersamaan juga sedang berlangsung kegiatan KKN. Dan salah satu kegiatan favorit yang mereka adakan biasanya adalah penyuluhan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba,maka secara otomatis akan melibatkan instansi tempat saya bekerja. 
Dan setelah sekitar 3 tahun terlibat secara aktif dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh para mahasiswa KKN,maka saat ini kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN ini menjadi salah satu hal yang sangat menjadi perhatian saya,terutama dalam hal kemampuan mereka melakukan komunikasi dan koordinasi pra kegiatan. 

Rabu, 13 Februari 2013

Sekolah di Jepang Vs Sekolah di Indonesia



*dikisahkan dari seorang sahabat

Anak saya bersekolah di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) kota Tokyo, Jepang. Pekan lalu, saya diundang untuk menghadiri acara “open school” di sekolah tersebut. Kalau di Indonesia, sekolah ini mungkin seperti SD Negeri yang banyak tersebar di pelosok nusantara. Biaya sekolahnya gratis dan lokasinya di sekitar perumahan.

Pada kesempatan itu, orang tua diajak melihat bagaimana anak-anak di Jepang belajar. Kami diperbolehkan masuk ke dalam kelas, dan melihat proses belajar mengajar mereka. Saya bersemangat untuk hadir, karena saya meyakini bahwa kemajuan suatu bangsa tidak bisa dilepaskan dari bagaimana bangsa tersebut mendidik anak-anaknya.

Melihat bagaimana ketangguhan masyarakat Jepang saat gempa bumi lalu, bagaimana mereka tetap memerhatikan kepentingan orang lain di saat kritis, dan bagaimana mereka memelihara keteraturan dalam berbagai aspek kehidupan, tidaklah mungkin terjadi tanpa ada kesengajaan. Fenomena itu bukan sesuatu yang terjadi “by default”, namun pastilah “by design”. Ada satu proses pembelajaran dan pembentukan karakter yang dilakukan terus menerus di masyarakat.

Kamis, 31 Januari 2013

Kisah di Kerajaan Peenes Samar

Demi meningkatkan kedisiplinan dan kinerja pada abdinya,raja di kerajaan Peenes Samar menetapkan sebuah peraturan baru. Peraturan yang ditetapkan tersebut adalah kewajiban bagi para abdi untuk hadir dan pulang tepat waktu sesuai dengan peraturan yang telah kerajaan tersebut tetapkan. Gak tanggung-tanggung,untuk menjaga agar peraturan tersebut dapat terlaksana dengan baik,mulai hari ini sanga raja dengan dibantu bawahan setianya telah menyiapkan peralatan canggih,yaitu absen menggunakan sidik jari kaki.

Sebagai raja yang (berusaha) bijak,ia juga telah menyiapkan 'bonus' tambahan atas peraturan baru tersebut. Bersamaan dengan kewajiban untuk hadir dan pulang tepat waktu,yang pengecekannya menggunakan sidik jari kaki,maka sang raja menaikkan upah para abdi hingga mencapai 2 kali lipat dari yang sebelumnya. Dari yang sebelumnya hanya 1 karung beras,kini para abdi rata-rata bisa mendapatkan setidaknya 2 karung beras setiap bulannya. Bahkan pada tingkat tertentu,ada abdi yang juga menerima tidak hanya 2 karung beras,tapi juga berupa bahan makanan lainnya. Dengan cara ini,sang raja berharap para abdi bisa lebih disiplin serta meningkat kinerjanya.

Senin, 28 Januari 2013

Untuk @PLN_SAMARINDA


Karena terbangun tengah malam dan tidak bisa tidur lagi,semalam saya iseng main twitter. Seperti biasa,berbagai informasi dan obrolan ringan bertebaran di socmed tersebut. Mulai dari info seputar BNN yang menangkap RA dkk,termasuk juga gosip seputar RA yang katanya mendekati WH.

Dari sekian banyak akun yang berseliweran,saya tertarik dengan salah satu akun yaitu @PLN_SAMARINDA. Akun ini ternyata adalah akun resmi milik PLN yang secara rutin memberi info tentang gangguan yang terjadi di PLN,khususnya pemadaman yang memang cukup sering terjadi di kota Samarinda. Hal pertama yang membuat saya tertarik adalah keberanian PLN untuk membuat akun tersebut di dunia maya. Bukan hal yang mudah memiliki akun di twitterland.'dunia' yang dirasa sangat 'keras',apalagi bagi lembaga publik atau publik figur.

Sabtu, 26 Januari 2013

Statusmu adalah dirimu adalah warisanmu

Apakah anda belum punya akun facebook? atau mungkin tidak main twitter?
Bagi sebagian orang,anda mungkin akan dianggap gak 'gaol'. Hehehehe,,, hari gene gak punya facebook?!
Tapi kalaupun anda benar2 tidak memilikinya,saya yakin anda pasti memiliki alasan yang sangat kuat untuk sengaja tidak memilikinya,dan saya tetap menghargainya. Nah,jika anda belum memiliki kedua akun tersebut,saya rasa anda tidak perlu melanjutkan membaca sharing saya kali ini. Karena untuk tulisan saya ini,saya ingin khususkan untuk sahabat yang telah memiliki salah satu atau kedua akun tersebut.

Selasa, 15 Januari 2013

Belajar dari pak hakim Daming





Sudah sekitar 2 hari ini jagad pemberitaan diramaikan oleh berita tentang candaan Hakim Daming tentang korban perkosaan yang menuai banyak protes dan kritikan dari berbagi pihak. Melalui berbagai media,masyarakat memnyampaikan kecaman terhadap calon Hakim Agung yang dianggap tidak sensitif terhadap masalah tersebut,sehingga melontarkan candaan yang melukai banyak pihak.


Pagi tadi,saya sempat melihat cuplian berita permintaan ma'af dari pak Daming. Yang dengan berurai air mata mengakui kekhilafannya,serta meminta ma'af telah melontarkan candaan tersebut.

Apakah masalah kemudian selesai? Entahlah. Sepertinya beberapa pihak masih belum marasa 'puas' hanya dengan permintaan ma'af tersebut,dan mungkin pak Daming masih harus menerima hukuman atas kelalaiannya menjaga ucapannya.

Kamis, 10 Januari 2013

Bekerjalah untuk dirimu sendiri





Tahun ini saya telah memasuki usia ke-18 tahun menekuni profesi sebagai penyiar radio. Ini hanya hitungan kasar saja,karena diantara 18 tahun tersebut,ada beberapa waktu dimana saya sempat vakum sebagai penyiar radio dikarenakan berbagai alasan. Namun hampir bisa dikatakan bahwa profesi tersebutlah yang cukup awet saya tekuni sejak awal saya mengenalnya. Ada banyak pelajaran berharga dalam hidup saya yang saya dapatkan dari profesi ini,salah satunya adalah sebuah pernyataan penting : BEKERJALAH UNTUK DIRIMU SENDIRI.


Sepintas kalimat ini terdengar sangat egois,namun saya akan menjelaskan maksud dari kalimat tersebut.
Buat saya,profesi penyiar radio ini sangat unik dan menantang. Mengapa demikian? Seorang penyiar radio itu (lebih sering) bertugas sendiri di dalam sebuah ruang siaran,tanpa ada orang lain (yang secara langsung) mengawasi. Dia diberikan kebebasan penuh untuk menjalankan tugasnya,tentu sesuai dengan ketentuan dan program siar yang ada di stasiun radio tempatnya bekerja. 

Disisi lain,seorang penyiar radio tentulah memiliki audience (baca : pendengar) yang meski tidak berada langsung bersama penyiar di dalam ruang siaran,namun ia bisa mendengar (mengetahui) apa yang seorang penyiar radio lakukan saat siaran. Audience kita ini bisa sangat beragam,dan bisa jadi diantaranya adalah orang yang akan sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Nah untuk yang ini,saya akan ceritakan lain kali ya,,,,,

Minggu, 06 Januari 2013

Menjadi Trainer Laris.




1/27 Banyak membaca dan belajar, dimanapun dan kapanpun trainer harus terus belajar #MenjadiTrainerLaris

2/27 Niatnya bener, jadi trainer itu buat menyerukan kebaikan, bukan jadi popular n dipuji orang #MenjadiTrainerLaris

3/27 Percaya diri dan mampu menghargai orang lain, ga sombong n arogan #MenjadiTrainerLaris

Jumat, 04 Januari 2013

Antara bunda Evi & ibu Ainun Habibie





"Yah,bunda pulangnya rada terlambat ya,,, dapat pekerjaan ngisi suara lagi dari mas X. Minta selesainya besok,tapi bunda kerjakan hari ini aja ya?!". Begitu suara bunda di telepon pagi ini. Sejak pagi tadi,bunda Evi memang sudah berangkat siaran radio. Kegiatan yang sejak duduk di bangku SMP telah dilakoninya,jauh sebelum saya bertemu dan mengenalnya.


Tidak hanya sebagai penyiar radio,sjak lama,bunda Evi memang dikenal sebagai pengisi suara atau istilah kerennya adalah Voice Over. Hal ini dikarenakan karakter vokal yang sangat khas,serta kemampuannya dalam mengolah kata yang merupakan hasil latihan bertahun-tahun sebagai penyiar radio dan MC. Sampai saat ini,entah sudah berapa banyak film dokumenter atau company profile yang menggunakan suara bunda Evi. Jika dulu lebih sering mengisi suara untuk film dokumenter produksi TVRI,kini suara bunda Evi lebih sering diminta oleh beberapa PH yang ada di kota Samarinda dan sekitarnya.

Oleh-oleh dari film Habibie & Ainun


Setelah sempat tertunda beberapa kali,akhirnya hari ini saya berkesempatan untuk menyaksikan film yang saat ini banyak menjadi perbincangan yaitu Habibie & Ainun. Jujur saja,selain karena memang agak susah mengatur waktu untuk bisa nonton bersama bunda Evi,kemudian antrian yang seringkali mengular,saya sebenarnya agak enggan menyaksikan film tersebut di studio 21 atau XXI. Apalagi setelah cukup banyak komentar tentang film tersebut yang banyak menguras air mata. Kata bunda Evi,saya ini orangnya termasuk cengeng,mudah tersentuh dan menangis menyaksikan adegan yang mengharukan,meski hanya sebuah film. Maka sejak awal saya telah memutuskan untuk tidak menyaksikan film tersebut di tempat keramaian. Kan gak lucu kalau saya sesenggukan,atau mata jadi sembab setelah lampu studio menyala.

Namun pertahanan saya jebol juga. Hati saya akhirnya luluh juga,karena keinginan yang begitu kuat dari bunda Evi agar bisa menyaksikan film tersebut yang memang sampai saat ini masih diputar. Maka dengan menguatkan mental dan menyiapkan diri,saya hari ini akhirnya menemani bunda Evi menyaksikan Habibie & Ainun. 

Rabu, 02 Januari 2013

Pay it Forward

Sore hari ini,entah untuk yang keberapa kalinya saya menyaksikan film yang sangat inspiratif ini. Judulnya Pay it Forward. Film ini sangat membekas karena menjadi salah satu materi yang disampaikan oleh Guru saya Jamil Azzaini dalam Training for Trainer angkatan pertama yang saya ikutin di tahun 2009,meskipun sebelumnya saya juga sudah pernah menyaksikannya.

Film Pay it Forward ini bercerita tentang sebuah ide sederhana yang ternyata mampu merubah dunia ke arah yang lebih baik. Ide pay it forward ini berasal dari seorang siswa kelas 7 yang mendapat tugas dari guru mata pelajaran sosial di kelasnya. Trevor,nama anak tersebut meyakini,bahwa jika ia berbuat baik pada 3 orang  yang membutuhkan bantuan,dan ke-3 orang tersebut selanjutnya berbuat baik pada masing-masing 3 orang lainnya,maka pada akhirnya akan banyak sekali orang yang terbantu.


Selasa, 01 Januari 2013

Pesta telah usai, saatnya berkarya.

Seperti juga malam-malam tahun baru sebelumnya,malam pergantian tahun 2012 ke 2013 saya habiskan sebagai Pembawa Acara atau MC. Tepatnya,ini sudah tahun ke-5 saya 'merayakan' malam pergantian tahun di sebuah hotel yang merupakan hotel berbintang dan kelas internasional di Samarinda.

Sejak lama,saya memang tidak pernah merayakan malam pergantian tahun secara khusus. Ketika lepas sekolah dan mulai aktif sebagai penyiar radio,setiap malam pergantian tahun  berarti 'kerja' bagi saya. Namun alhamdulillah,,, sejak awal saya sangat menikmati kesenangan saya ini. Awalnya sebagai penyiar radio,saya harus siaran sampai menjelang pergantian tahun dengan berbagai acara baik on air maupun off air. Kemudian  akhirnya bergabung di stasiun televisi lokal,yang juga pada setiap malam tahun baru harus 'kerja' karean televisi kami menyiarkan secara langsung acara pergantian tahun perusahaan. Begitu juga ketika mulai serius menekuni dunia MC,kesibukan 'kerja' malam tahun baru adalah langganan saya.