Selamat datang.
Blog ini saya buat sebagai bentuk keyakinan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi manfa'at bagi orang lain, bisa jadi melalui berbagai pengalaman pribadi yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Perbedaan sudut pandang seharusnya membuat kita menjadi semakin kaya dan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap sebuah pilihan.
Terimalah blog yang sederhana ini dengan keterbukaan pikiran agar menjadi manfa'at jika itu baik, dan jika tidak baik maka abaikanlah.

Teteup Semangat !!!

Selasa, 18 Oktober 2011

Jika lingkungan anda tidak membuat anda menjadi pribadi yang lebih baik, tinggalkan !

Selama beberapa tahun mengasuh acara curhat di sebuah stasiun radio, benar2 mambuat saya menjadi 'kaya'. Berbagai masalah dari berbagai tingkatan usia sempat menjadi topik bahasan yang menarik di acara yang bertajuk 'Sketsa Wiramuda' tersebut. Waktu 2 jam siaran seringkali dianggap kurang oleh para 'klien' yang punya masalah, sehingga kerapkali mereka minta waktu bertemu diluar jam siaran untuk membahas lebih lanjut masalah mereka. Hal ini jelas membuat kemampuan saya semakin matang dalam banyak hal, baik seputar komunikasi antar personal maupun dalam hal mengenali dan menemukan solusi dari suatu masalah. ( Alhamdulillah, setelah mengikuti Training For Trainer bersama Jamil Azzaini beberapa waktu lalu, saya akhirnya mengetahui bahwa kemampuan ini merupakan sebuah karunia Allah yang luar biasa bagi saya yang memiliki mesin kecerdasan Thinking. )


Salah satu masalah yang cukup menarik dan pelik adalah masalah yang dihadapi seorang klien, yang kita sebut saja namanya Emon. Meski terlahir sebagai laki2, keluarganya memperlakukan dia seperti layaknya seorang anak perempuan. Hal ini dikarenakan orang tuanya memang sangat menginginkan anak perempuan. Keadaan menjadi semakin tidak menyenangkan ketika ia mengalami pelecehan seksual oleh keluarga terdekatnya, yaitu pamannya sendiri yang memang mengalami penyimpangan seksual, menyukai sesama jenis. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, ia yang curhat pada salah seorang temannya justru terjebak dalam pergaulan yang sebenarnya ingin ia hindari.

Bertambahnya usia membuat ia semakin menyadari jati dirinya yang sesungguhnya, sebagai seorang laki2. Berbagai upaya ia lakukan untuk melepaskan diri dari kehidupan yang selama ini sudah membelenggunya, termasuk konsultasi dan mencoba meninggalkan teman2 lamanya. Namun ternyata hal tersebut tidaklah mudah, apalagi ia masih berada dalam lingkungan yang selama ini sudah mencap dirinya sebagai seorang yang memiliki kelainan seksual. Hati kecilnya berontak, ia ingin menjadi dirinya yang sesungguhnya.

Sebuah keputusan besar akhirnya dia ambil, ia memutuskan pergi sejauh mungkin. Meninggalkan kampung halamannya, meninggalkan keluarganya, meninggalkan semua orang yang pernah mengenalnya, dan yang pasti, meninggalkan semua masa lalunya. Ia tinggal di daerah baru, sebagai orang baru, dalam lingkungan yang baru mengenalnya, sebagai seorang laki2 bernama Emon. Ia memulai kehidupan baru sebagai seorang laki2 seperti yang seharusnya, meski kadang didikan orang tuanya sebagai perempuan masih kerapkali terbawa, namun orang dan lingkungan barunya mengenal dan menghargainya sebagai seorang laki2.

Masalah selesai? belum. Kecintaan dan kerinduan pada keluarga memaksanya untuk menghubungi keluarganya di kampung halaman. Hal ini terus belangsung hingga pada suatu saat teman2 lamanya juga tahu keberadaan dirinya, dan mulai menghubungi serta mencoba menemuinya. Karena secara tegas ia menolak, teman2 lamanya yang tidak suka kemudian membuka kehidupan masa lalunya pada teman2 barunya di tempat kerjanya melalui telpon, ketika ia sedang tidak bekerja. Anda tahu apa yang terjadi salanjutnya? ya, lingkungannya sudah mulai tidak menghargainya. Meski ia mencoba memberi penjelasan, namun teman2 dan lingkungan barunya tetap saja memandangnya dengan tatapan yang berbeda.

Untuk kedua kalinya ia pergi jauh, mencoba kembali menjadi manusia baru di lingkungan yang baru, dimana ia bisa diterima sebagai seorang laki2 seperti yang ia inginkan. Belajar dari kesalahan sebelumnya, ia tetap memberi kabar pada keluarganya, namun tanpa menyebutkan keberadaannya. Satu hal yang sangat membahagiakannya, keluarganya telah bisa menerimanya keadaannya. Semoga mas Emon berbahagia, dan jika ternyata membaca tulisan ini, ma'afkan kami yang tidak banyak membantumu.

Semoga kita tidak perlu mengambil langkah besar seperti yang dilakukan Emon. Tapi percayalah, lingkungan memberi andil sangat besar dalam membentuk pribadi kita. Sebaiknya kita memilih lingkungan yang baik, yang membuat pribadi kita menjadi lebih baik. Dan jika terbukti lingkungan kita tidak membantu kita menjadi pribadi yang lebh baik, tinggalkan. Bagaimana supaya kita bisa menemukan ato bahkan membentuk lingkungan yang baik? Pertanyaan ini tdak bisa saya jawab. Namun saya punya pemikiran sederhana, bagaimana kalo kita mulai dari diri kita dulu saja? Jadikan diri kita sebagai pribadi yang baik. Berpikir, berkata, dan bersikap yang baik. Agar kita senantisa dikitari oleh kebaikan2, termasuk orang2 dan lingkungan yang baik. Amin.

Salam SuksesMulia,
Teteup Semangat !!!
17 agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar