Selamat datang.
Blog ini saya buat sebagai bentuk keyakinan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi manfa'at bagi orang lain, bisa jadi melalui berbagai pengalaman pribadi yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Perbedaan sudut pandang seharusnya membuat kita menjadi semakin kaya dan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap sebuah pilihan.
Terimalah blog yang sederhana ini dengan keterbukaan pikiran agar menjadi manfa'at jika itu baik, dan jika tidak baik maka abaikanlah.

Teteup Semangat !!!

Senin, 06 Oktober 2014

Kemeja Warna Hijau Mint


Akhirnya kami kembali ke rumah,tanpa mendapatkan apa yang sejak tadi kami cari,yaitu kemeja lengan panjang formal berwarna hijau mint.
Ya,,, setelah melaksanakan ibadah sholat magrib tadi kami memang sengaja keluar rumah,mencari baju kemeja untuk keperluan saya ngeMC. Beberapa pusat perbelanjaan sengaja kami incar,dengan harapan mendapatkan apa yang kami cari. Namun akhirnya kami harus pulang dengan tangan hampa,karena kami tidak menemukan apa yang kami cari.

Saya sendiri sebenarnya tidak yakin apakah kemeja yang kami cari itu benar tidak ada,atau kami yang tidak tahu bahwa itu ada. Hehehehe,,,,, Meski kami tahu bahwa kami mencari kemeja formal berwarna hijau mint,namun jujur saja,warna hijau mint itu masih samar bagi kami berdua. Bahkan disepanjang perjalanan,kami masih sibuk mendiskusikan tentang seperti apa warna hijau mint tersebut. Niat kami untuk bertanya dan mendapatkan kejelasan dari para pramuniaga tentang warna hijau mint ternyata mendapatkan penjelasan yang berbeda,bahkan berujung pada kebingungan.

Jumat, 12 September 2014

Menulis itu mudah. Eh,atau susah?



Menulis itu mudah.
Bagi anda yang pernah bersekolah,saya yakin anda semua bisa menulis. Dan anda tidak mengalami kesulitan ketika harus menulis,karena anda telah belajar sebelumnya selama menjalani pendidikan. Bagi yang sarjana,setidaknya anda telah belajar menulis selama setidaknya 16 tahun. Ataupun misalkan hanya lulusan Sekolah Dasar,setidaknya 6 tahun adalah waktu yang cukup untuk anda jadi bisa dan lancar menulis.

Saat awal-awal belajar menulis,semua kita pasti merasa kesulitan. Bahkan untuk menuliskan satu kata saja,seringkali kita membutuhkan waktu yang cukup lama. Belum lagi bentuk tulisan yang sering amburadul,naik turun,dan banyak lagi kendala lainnya. Semua itu adalah sebuah proses yang memang harus dilalui ketika kita belajar hal yang baru. Seiring berjalannya waktu,kebanyakan kita tulisannya mulai lebih bagus dan mudah dibaca,sementara sebagian yang lain mungkin memang memiliki tulisan yang tidak bagus. Dan saya kebetulan termasuk diantaranya,hehehe,,,,, Tulisan tangan saya termasuk tulisan yang paling parah tidak bagusnya. Bahkan sering saya berseloroh bahwa tulisan tangan saya hanya bisa dibaca oleh saya sendiri dan Tuhan,karena saking carut marutnya.

Minggu, 07 September 2014

Public Speaking itu (Gak) Penting.


19 tahun berkarier sebagai Penyiar Radio, 17 tahun sebagai Master of Ceremony, dan sempat beberapa tahun sebagai presenter, memberikan kesempatan pada saya untuk bertemu dan belajar pada beragam profesi. Salah satu yang menjadi perhatian saya sejak awal adalah kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan, atau dalam istilah kerennya adalah Public Speaking. Hal ini dikarenakan profesi yang saya tekuni memang bersentuhan langsung dengan kemampuan berkomunikasi.

Sebagai Penyiar Radio,saya kerap harus mewawancarai narasumber yang datang dari berbagai latar belakang profesi. Secara tidak sengaja sebenarnya saya sedang menguji wawasan dan kemampuan mereka dalam menyampaikan pesan dan atau berkomunikasi. Sementara sebagai Master Of Ceremony, saya seringkali melihat secara langsung para pemberi sambutan. Entah itu mereka adalah birokrat, pengurus organisasi, ataupun yang lainnya.

Tantangan yang kerap saya dapatkan adalah ketika harus mewawancarai narasumber yang tidak menguasai materinya. Atau yang lebih parah lagi adalah narasumber yang suka gak nyambung. Tidak sedikit narasumber yang saya temui itu memberikan jawaban yang tidak sesui dengan pertanyaan yang saya ajukan. Jadi sayalah yang harus bekerja keras memberikan pemahaman, agar jawabannya bisa nyambung. Kalau sudah begini, sekeras apapun saya berusaha memperbaiki keadaan, pendengar akan tetap tahu kualitas narasumbernya.

Dalam banyak kesempatan lain sebagai Master of Ceremony, saya seringkali menemukan mereka yang terbata-bata saat berbicara di depan Publik, terutama ketika menyampaikan laporan ataupun memberikan sambutan. Atau anda mungkin juga pernah menemukan dan merasakan sambutan yang terasa sangat membosankan, bahkan membuat anda tertidur.