Selamat datang.
Blog ini saya buat sebagai bentuk keyakinan saya bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi manfa'at bagi orang lain, bisa jadi melalui berbagai pengalaman pribadi yang semoga bisa menjadi pelajaran bagi orang lain. Perbedaan sudut pandang seharusnya membuat kita menjadi semakin kaya dan semakin dewasa dalam menentukan sikap terhadap sebuah pilihan.
Terimalah blog yang sederhana ini dengan keterbukaan pikiran agar menjadi manfa'at jika itu baik, dan jika tidak baik maka abaikanlah.

Teteup Semangat !!!

Selasa, 21 Februari 2012

Ini kesan pertama. Selanjutnya?


Kemarin,senin 20 februari 2012 adalah pengalaman pertama kali saya menjadi pembina upacara. Seru dan menegangkan,itulah yang saya rasakan.
Meski kerapkali tampil di berbagai acara,baik sebagai MC ataupun narasumber,saya tetap saja merasa deg2an gak karuan ketika mendapat permintaan agar menjadi pembina upacara di sebuah SMK. Wajar kan?! Wong ini adalah pengalaman pertama saya. Apalagi permintaan ini terbilang mendadak disampaikan kepada saya,hanya berselang sehari sebelum hari senin,saat upacara akan dilaksanakan.

Ketika masih duduk di bangku sekolah,saya sebenarnya sangat rajin dan suka ikut upacara,dan lagi memang sering menjadi petugas upacara. Namun untuk menjadi pembina upacara,ini benar2 sesuatu yang sebelumnya tidak pernah saya bayangkan. Meski hal ini sebenarnya secara tidak langsung sudah pernah disampaikan oleh pimpinan saya di kantor,bahwa suatu saat harus mempersiapkan diri untuk permintaan tersebut. 



Maka disela waktu yang tersedia saya mencoba kembali mengulang memori saya akan jalannya upacara,khususnya tugas dari pembina upacara. Tentu saja termasuk di dalamnya apa saja yang harus saya lakukan dan katakan. Untunglah mbah google cukup membantu untuk memberi bocoran info apa saja yang menjadi tugas dari pembina upacara,termasuk apa yang harus dikatakan saat menerima laporan dari komandan upacara.

Tantangan selanjutnya adalah bagaimana mengemas pesan dalam waktu yang sangat singkat,hanya 15 menit atau maksimal 20 menit untuk memberikan sambutan. Lha ini yang sungguh menantang..... Saya diminta memberi motivasi bagi siswa yang akan menghadapi UAN serta P4GN yang menjadi tugas utama saya,dalam waktu yang maksimal hanya 20 menit. Padahal untuk kedua materi itu,saya biasanya menghabiskan waktu yang jauh lebih banyak dari yang disediakan. Setelah membongkar dan menata ulang materi2 yang ada,akhirnya saya menemukan format sederhana agar pesan bisa tetap sampai meski waktu sangat dibatasi. Memang sech saya belum pernah mencobanya,tapi setidaknya itu yang terbaik yang bisa saya lakukan.

Hari senin tiba,saya sudah tiba 10 menit sebelum upacara dimulai. Sambil menunggu persiapan upacara,saya kembali menata ulang nafas saya yang terasa sedikit tersendat. Mengatur kembali degup jantung saya yang rasanya berdetak gak karuan,hehehehe,,,,, Katrok?! Jujur iya,wong ini pengalaman pertama. Wajar kan?! Pengalaman pertama selalu memberikan sensasi yang berbeda dan luar biasa. Namun jika anda mampu melewatinya dengan baik,maka bisa jadi itu akan menjadi pengalaman berharga yang sangat mahal dan membuat langkah anda ke depan akan semakin terbuka lebar. Yang anda perlu lakukan hanyalah melaluinya dengan sebaik mungkin. 
Dan begitu upacara dimulai,maka alhamdulillah semua mengalir seperti air sungai yang jernih tanpa hambatan. Ternyata semua tidak sebesar ketakutan yang saya rasakan,meski untuk sambutan rasanya tidak sesuai harapan. Hehehehe...... salah satu alasannya adalah suasana serius dan tegang yang terbangun sejak awal ketika upacara dimulai.

Saya yang memang tidak terbiasa dengan pembawaan formal dan serius dalam menyampaikan materi,namun kemarin saya justru malah terjebak dalam suasana yang justru sangat saya hindari. Alhasil,rasanya saya tidak 'tampil' secara maksimal. Meski semua materi tersampikan sesuai rencana,namun buat saya rasanya hambar. Mungkin karena tidak ada tawa dan tepuk tangan peserta upacara. Dan seingat saya,selama sekitar 20 menit saya memberikan 'arahan',saya hanya satu kali membuat peserta upacara tersenyum lebar. Rencana saya untuk memberikan sambutan dalam suasana yang santai akhirnya gatot (gagal total) karena saya tidak mampu mengendalikan diri dan suasana sekitar.

Dengan bekal pengalaman pertama ini,saya yakin di kesempatan berikutnya,'penampilan' saya sebagai pembina upacara akan lebih baik lagi. Apalagi saya telah belajar banyak dari pengalaman pertama saya kemarin. Setidaknya sekarang saya tahu dan paham apa saja tugas pembina upacara,dan saya juga jadi lebih tahu bagaimana harus menyampaikan 'materi' dalam waktu yang terbatas dengan tetap mengedepankan sampainya pesan pada peserta upacara. Oia,saya juga dapat masukan dari pihak sekolah,bahwa sambutan gak harus serius. Bisa tetap disampaikan dalam suasana santai,sesuai dengan keinginan pembina upacara. Nah,kalau sudah tahau begini kan besok2 bisa sekalian menyampaikan pesan dengan gaya stand up comedy. Santai,menghibur,dan pesan tetap sampai. Hehehehe.... Jadi gak sabar menunggu permintaan untuk menjadi pembina upacara lagi. 


Ryan Widiyanto
Public Speaking Coach
WE Training Center

210212    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar